Pembangunan Jembatan Sonokembang Dikebut, Target Rampung Desember 2025

Penutupan jalan di Jembatan Sonokembang seusai pondasi ambrol akibat hujan dengan intensitas tinggi. (blok-a.com/Yogga Ardiawan)
Penutupan jalan di Jembatan Sonokembang seusai pondasi ambrol akibat hujan dengan intensitas tinggi. (blok-a.com/Yogga Ardiawan)

Kota Malang, blok-a.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mempercepat pembangunan ulang Jembatan Sonokembang di Jalan Simpang Sulfat Utara, Pandanwangi, setelah ambrol akibat hujan deras pada Jumat (10/10/2025). Jembatan akan dibongkar total dan ditargetkan selesai pada pertengahan Desember 2025, sebelum peningkatan arus kendaraan saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menjelaskan bahwa pembangunan jembatan dibiayai menggunakan Belanja Tidak Terduga (BTT). Selama proses pembongkaran dan pembangunan, akses jalan di kawasan tersebut ditutup total.

“Dalam pelaksanaannya saya minta dikaji kembali karena sisa waktu efektif tinggal dua bulan. Kalau tidak cukup, ada skenario lain, misalnya membangun fondasi penopang terlebih dahulu dan dilanjutkan tahun 2026,” ujar Wahyu, Sabtu (10/10/2025).

Sebelumnya, perbaikan jembatan ini telah dianggarkan pada APBD 2026 senilai Rp1 miliar. Namun, akibat kondisi pondasi yang sudah ambrol, Pemkot Malang memutuskan mempercepat pembangunan dengan menggunakan dana BTT.

Wahyu juga mengimbau masyarakat untuk tidak melewati jalur utama Sonokembang selama proses pembangunan berlangsung.

“Saya lihat masih banyak yang nekat melintas meski sudah diberi rambu. Ini berbahaya, apalagi banyak kendaraan yang melebihi tonase dan sering melintas di malam hari,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto, mengatakan bahwa jembatan baru akan dibangun dengan struktur yang lebih kuat serta sedikit pelebaran di sisi kanan dan kiri untuk akses pejalan kaki.

“Targetnya pertengahan Desember bisa selesai. Tapi itu dibongkar total dan dibangun baru, jadi tetap perlu pembatasan kendaraan, terutama roda empat dengan kapasitas tertentu,” jelas Dandung.

Dandung menambahkan, apabila hingga Desember pembangunan belum rampung, pekerjaan akan dilanjutkan pada awal tahun 2026. Namun demikian, pihaknya berupaya memaksimalkan waktu yang tersisa agar penutupan tidak berkepanjangan.

“Kalau mundur ke 2026, baru bisa dilalui Maret atau April. Karena itu, kami percepat akhir tahun ini supaya durasi penutupan tidak terlalu lama,” pungkasnya. (yog/lio)