Talkshow Tanwir IMM Malang Soroti Proxy War Non-Militer

Stafsus Menko Bidang Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan, Randy Bagasyudha saat menjadi narasumber dalam Tanwir IMM (blok-a.com / Yogga Ardiawan)
Stafsus Menko Bidang Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan, Randy Bagasyudha saat menjadi narasumber dalam Tanwir IMM (blok-a.com / Yogga Ardiawan)

Kota Malang, blok-a.com – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Malang menggelar Talkshow Tanwir XXXIII di Gedung BBPPMPV BOE Malang pada Rabu (29/10/2025). Bertajuk “Energi Kolektif Untuk Negeri”, talkshow ini mendatangkan Staf Khusus Menko Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Randy Bagasyudha sebagai salah satu narasumber.

Randy mengatakan energi menjadi salah satu potensi besar yang harus dimanfaatkan untuk membangun bangsa. Ia berpesan IMM harus mengantisipasi potensi-potensi yang dinilai menghambat energi untuk membangun bangsa.

“Saya memberikan gambaran umum tentang energi potensi dan hambatan yang harus sama-sama kita ketahui. Harapannya, kita punya visi dan cara pandang yang sama melihat Indonesia ke depan,” kata Randy.

Ia menyebut salah satu ancaman yang menghambat energi potensi yakni “Proxy War”. proxy war sendiri menurut Randy terbagi menjadi dua yakni militer dan non militer.

“Kalau yang militer biasanya dia berbentuk gerakan separatis. Ya kita sudah tahu lah di Indonesia banyak sekali gerakan separatis dari dulu sampai hari ini,” tambahnya.

Namun, yang menjadi atensi dari Randy yakni pentingnya kesadaran bersama terhadap ancaman proxy war non-militer yang kini banyak menyusup melalui aktivitas keseharian masyarakat, seperti judi online, game online, hingga narkoba. I

Ia menegaskan proxy war non-militer lebih berbahaya karena tidak disadari masyarakat.

“Proxy war non-militer itu berkaitan dengan judi online, game online, dan narkoba. Tanpa kita sadar, uang rakyat Indonesia yang keluar dari tiga sektor ini mencapai ratusan triliun. Harusnya uang itu bisa menggerakkan roda ekonomi di masyarakat, tapi malah tersedot ke luar negeri,” tegasnya.

Randy menilai perputaran uang yang seharusnya berputar untuk tukang bakso, tukang mie ayam, atau pedagang kecil justru lari ke judi online. Hal itu dinilai yang membuat ekonomi di Indonesia melemah.

“Fenomena ini menjadi penyebab melambatnya ekonomi rakyat kecil,” tambahnya.

Ia mencontohkan, meskipun top up dalam game hanya bernilai kecil, seperti Rp5.000 hingga Rp10.000, namun jika dilakukan jutaan orang, jumlahnya bisa mencapai triliunan rupiah.

“Kita nggak sadar, ini bagian dari proxy war yang nyata. Ini pertempuran yang menghambat Indonesia untuk maju,” tegas Randy.

Terkait upaya penanganan, ia menyebut pemerintah sudah melakukan berbagai langkah seperti menutup ribuan tautan situs judi online, namun tantangannya besar karena server berada di luar negeri.

“Hari ini kita tutup 10 ribu link, besok muncul lagi 10 ribu link baru. Karena server-nya di luar, kita sulit intervensi langsung. Maka kesadaran masyarakat jadi kunci,” jelasnya.

Randy pun mengimbau agar masyarakat, khususnya generasi muda, meninggalkan judi online, game berbayar, narkoba, dan perilaku menyimpang lainnya karena itu semua merupakan bagian dari perang proksi yang bisa menghancurkan sendi sosial bangsa.

“Ini harus disadari bersama. Kita harus masif menyampaikan ke sekolah-sekolah dan universitas. Boleh main game, tapi jangan top up,” pungkasnya. (yog/bob)

Exit mobile version