Kota Malang, blok-a.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang saat ini sedang mendorong penanaman cabai sebagai langkah antisipasi terhadap lonjakan harga yang bisa mempengaruhi tingginya laju inflasi di Kota Malang.
“Memang ada keterbatasan lahan di Kota Malang dan produksi cabai tidak sebanding dengan kebutuhan,” terang Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat.
Bahkan, Wahyu baru-baru ini turun langsung ke lapangan dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk menanam cabai di lahan seluas 3.500 meter persegi milik Pemkot Malang di Kelurahan Bumiayu.
Langkah ini tak hanya untuk menambah produksi cabai lokal, tapi juga memastikan suplai pangan yang stabil di pasaran.
“Program ini memang dilakukan untuk mengendalikan inflasi. Kami menanam dan memanen, tentu nantinya dapat menambah jumlah stok,” jelas Wahyu.
Yang lebih penting lagi, partisipasi warga bisa menjadi kunci suksesnya program ini. Oleh karena itu, Wahyu mengajak masyarakat ikut serta dalam gerakan menanam cabai sebagai upaya nyata menjaga harga cabai tetap terjangkau di pasar lokal.
Tidak harus langsuung di lahan berpetak, penanaman dapat dimulai dari pot-pot kecil di depan rumah.
Meskipun produksi cabai di Kota Malang sendiri saat ini belum cukup untuk memenuhi semua kebutuhan kota, harapannya upaya ini dapat mengurangi tekanan terhadap harga dan ketersediaan cabai di pasar.
Selain penanaman cabai, Pemkot Malang sendiri juga telah menjalin kerja sama dengan pemerintah kabupaten tetangga, seperti Pemkab Probolinggo untuk bawang merah.
“Untuk mengantisipasi hal tersebut, kami lakukan kerja sama antar daerah dari wilayah Malang Raya yang bisa menyuplai untuk mencegah terjadinya lonjakan harga yang tinggi. Dengan adanya stok yang tersedia di Kota Malang, inflasi yang berdampak dari bawang merah akan terkendali,” jelasnya.
Kerja sama lintas daerah ini menjadi salah satu strategi untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan pangan yang berpotensi mempengaruhi inflasi.
Tujuannya untukt memperkuat ketahanan pangan dan menjaga stabilitas ekonomi Kota Malang.
Langkah-langkah ini mulai menunjukkan hasil positif. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Mei 2024 mencatatkan deflasi sebesar -0,08 persen pada tingkat inflasi bulanan Kota Malang.
Meski begitu, Wahyu tetap mengingatkan agar TPID tetap waspada menghadapi perubahan harga yang bisa terjadi di masa mendatang.