Kisah Anak Pedagang Tahu Telor Bisa Lanjutkan Kuliah di UB dari Beasiswa Pemkot Malang

Salma beasiswa pemkot malang ub
Salwa salah satu penerima beasiswa Pemkot Malang ditemui blok-a.com, Rabu (25/1/2023) (blok-a/helen)

Kota Malang, blok-a.com — Salwa (21) adalah seorang mahasiswi dari program studi Kimia di Universitas Brawijaya (UB) angkatan 2020.

Salwa bisa kuliah di UB karena menerima beasiswa Pemkot Malang. Salwa mengkisahkan dirinya mendapat beasiswa.

Dia waktu itu duduk di semester akhir kelas 3 SMA. Sebelumnya, ia bersekolah di SMAN 5 Kota Malang.

“Saya waktu itu nerima beasiswa karena rekomendasi dari humas sekolah,” ujar Salwa saat ditemui di Kopi Lonceng, Rabu (25/1/2023).

Ia menceritakan bagaimana dirinya mendapatkan beasiswa Pemkot Malang. Saat itu, Salwa mengisi sebuah form yang mempertanyakan profil dirinya.

“Awalnya disuruh ngisi form gitu, isinya biodata, nah setelah itu aku dipanggil sama humas sekolah,” kata Salwa.

Perlu diketahui, Salwa merupakan seorang siswi yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Ibunya bekerja sebagai seorang pedagang tahu telor dengan penghasilan Rp 2 juta per bulan. Sedangkan ayahnya bekerja sebagai tukang servis barang elektronik dengan penghasilan tak tentu.

Setelah melalui seleksi berkas dari sekolah, ternyata dirinya lolos seleksi program beasiswa Pemerintah Kota Malang. Program tersebut diterapkan untuk dirinya berkuliah.

Salwa mengaku sangat senang karena akhirnya ia bisa membantu orang tuanya tanpa harus bekerja sampingan, yang mana hal tersebut akan mengganggu proses pembelajarannya.

“Seneng banget karena bisa bantu orang tua, soalnya aku nggak dibolehin kerja sampingan juga sama orang tua. Tapi alhamdulillah akhirnya bisa kuliah tanpa menyusahkan orang tua karena dapat beasiswa dari Pemkot,” ujarnya dengan wajah sumringah.

Program tersebut memberikan fresh money kepada para penerimanya. Salwa mengatakan bahwa ia menerima total uang sebesar Rp 24 juta dalam satu tahun.

“Totalnya kalau satu tahun itu Rp 24 juta, nah nanti setiap tiga bulan kami nerima Rp 6 juta,” jelasnya.

Uang tersebut diterima oleh para awardee melalui ATM yang dibuat bersama Pemkot Malang.

Para awardee diwajibkan menghabiskan uang bantuan tersebut untuk keperluan kuliah seperti UKT/SPP Kuliah, alat tulis, transportasi, dan sebagainya.

Salwa, yang sebelumnya tidak memiliki laptop, menggunakan uang itu untuk membeli laptop.

“Karena sebelumnya aku belum punya laptop, jadi aku pake uangnya untuk beli laptop sama printer juga,” papar Salwa.

Ia menambahkan bahwa semua uang yang dikeluarkan wajib ada laporannya setiap tiga bulan sekali sebelum menerima laporan selanjutnya.

“Setiap tiga bulan kita laporan uangnya sudah dipakai untuk apa aja, isi laporannya sendiri ada surat pernyataan dengan materai kalau kita menggunakan uang bantuan untuk keperluan kuliah, lalu ada lampiran rincian pengeluaran, nota, serta foto barang yang kita beli,” pungkas Salwa. (len/bob)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?
Exit mobile version