Pesantren Ainul Yaqin Unisma Keluarkan Maklumat, Prihatin Tayangan Trans7 soal Ulama

Pembacaan maklumat Pesantren Ainul Yaqin Unisma soal keprihatinan tayangan Trans7, Rabu (22/5/2025) (blok-a/Bob BImantara Leander)
Pembacaan maklumat Pesantren Ainul Yaqin Unisma soal keprihatinan tayangan Trans7, Rabu (22/5/2025) (blok-a/Bob BImantara Leander)

Malang, blok-a.com – Momentum Hari Santri Nasional, Rabu (22/10/2025), diwarnai sikap tegas dari Keluarga Besar Pesantren Kampus Ainul Yaqin Universitas Islam Malang (Unisma). Mereka menyampaikan maklumat keprihatinan terhadap tayangan salah satu program Trans7 yang dinilai menampilkan framing tidak proporsional terhadap pesantren dan ulama, khususnya Al-Mukarrom KH. Anwar Manshur dari Pondok Pesantren Lirboyo.

Maklumat tersebut dibacakan langsung oleh Ketua Pesantren Kampus Ainul Yaqin Unisma di hadapan para santri dan sivitas akademika kampus. Dalam penyampaiannya, ia menegaskan bahwa apa yang dilakukan Trans7 telah menyinggung marwah pesantren.

“Sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab moral terhadap marwah pesantren dan para masyayikh, khususnya Al-Mukarrom KH. Anwar Manshur (Lirboyo), kami Keluarga Besar Pesantren Kampus Ainul Yaqin Universitas Islam Malang menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas pemberitaan yang ditayangkan oleh salah satu media televisi nasional, TRANS7, yang kami nilai telah menampilkan framing kurang proporsional dan berpotensi menimbulkan persepsi keliru di tengah masyarakat,” ujarnya.

Ia menilai, tayangan tersebut tidak menyajikan konteks secara utuh dan justru menghadirkan potongan video dengan narasi tambahan yang bisa menimbulkan kesalahpahaman publik.

“Pemberitaan yang disajikan secara tidak utuh, dengan potongan video dan narasi tambahan tanpa konteks yang jelas, tidak mencerminkan prinsip jurnalisme yang adil, berimbang, dan beretika. Hal demikian dapat menimbulkan dampak negatif bagi citra pesantren, yang sejatinya merupakan pilar penting penjaga keutuhan NKRI, moralitas bangsa, dan peradaban Islam di Indonesia,” lanjutnya.

Dalam maklumat itu, pihak pesantren juga mengimbau para santri, alumni, hingga dosen Unisma agar lebih selektif terhadap tayangan media yang tidak menjunjung nilai-nilai kebenaran dan adab.

“Kami mengimbau kepada seluruh santri, alumni, asatidz/asatidzah, serta segenap sivitas akademika Universitas Islam Malang untuk bersikap selektif dalam memilih tayangan media, serta tidak memberikan dukungan terhadap program atau kanal yang tidak menjunjung tinggi nilai kebenaran, adab, dan penghormatan terhadap ulama,” tegasnya.

Di sisi lain, Rektor Unisma Prof. Junaidi juga menegaskan pesan serupa. Ia mengingatkan seluruh civitas akademika Unisma — baik dosen, tenaga kependidikan, maupun mahasiswa — agar tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang beredar di media sosial.

“Kami mengimbau kepada seluruh santri, alumni, asatidz/asatidzah, serta segenap sivitas akademika Universitas Islam Malang untuk bersikap selektif dalam memilih tayangan media, serta tidak memberikan dukungan terhadap program atau kanal yang tidak menjunjung tinggi nilai kebenaran, adab, dan penghormatan terhadap ulama,” ucap Junaidi.

Rektor menegaskan, media massa seharusnya kembali pada perannya sebagai pilar keempat demokrasi yang menjaga harmoni sosial dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Kami berharap media massa dapat kembali pada khittahnya sebagai pilar keempat demokrasi yang berfungsi mencerdaskan kehidupan bangsa, menghadirkan berita yang objektif, dan menjaga harmoni sosial di tengah masyarakat,” tutupnya.