STIMATA Gelar Seminar Kurikulum Pembelajaran Daring Untuk Guru dan Dosen

STIMATA Gelar Seminar Kurikulum Pembelajaran Daring Untuk Guru dan Dosen
STIMATA Gelar Seminar Kurikulum Pembelajaran Daring Untuk Guru dan Dosen

Kota Malang, blok-a.com – Semakin diliriknya pembelajaran dalam jaringan (daring) setelah masa pandemi mengharuskan para tenaga pengajar untuk dapat menyesuaikan diri dengan sistem pembelajaran ini.

Oleh karena itu, STMIK PPKIA Pradnya Paramita (STIMATA) menyelenggarakan Seminar Kurikulum Pembelajaran Daring yang Inovatif, Adaptif, Kolaboratif dan Inklusif di Era Education 4.0 pada hari Selasa (2/7/2024).

Seminar yang digelar STIMATA ini dihadiri oleh puluhan tenaga pengajar yang terdiri dari dosen dan guru SMA-SMK se-Malang Raya.

Ada dua materi esensial yang dibahas dalam seminar ini, yaitu Konsep dan Penerapan Kurikulum yang inovatif, kolaboratif, adaptif dan inklusif untuk pembelajaran daring oleh Henry Praherdiono dari UM, serta konsep dan penerapan argumen toulmin dalam penyusunan materi pembelajaran dan asesmen oleh Banni Satrio Andoko dari Polinema.

“Harapannya dari kegiatan ini pertama untuk STIMATA sendiri kami lebih punya kami lebih punya pengetahuan dan ketrampilan mengenai bagaimana Menyusun kurikulum daring yang lebih inovatif, adaptif, kolaboratif dan inklusif,” jelas dosen sistem informasi STIMATA Tubagus M. Akhriza.

Selain itu, diharapkan kegiatan ini juga dapat membantu para guru untuk membangun jejaring kuat untuk sejumlah kolaborasi dalam bidang pendidikan.

“Sedangkan untuk guru SMA-SMK yang juga datang harapannya ada jejaring yang lebih kuat lagi. Kolaborasi ke depannya mungkin seperti kampus Merdeka, kemudian ada kampus mengajar, kemudian ada lagi misalnya kolaborasi di bidang pelatihan-pelatihan untuk guru dan sebagainya,” tutur Tubagus.

Salah satu poin yang dibahas dalam seminar ini adalah penggunaan Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) Indonesia sebagai modul belajar-mengajar yang dapat menjangkau banyak masyarakat Indonesia.

“Dosen-dosen ini kan sedang didorong untuk menambahkan konten pembelajaran itu ke SPADA Indonesia. Karena SPADA ini kan bisa digunakan secara luas untuk seluruh masyarakat Indonesia,” jelas Tubagus.

Penggunaan SPADA diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pembelajaran daring di seluruh Indonesia, serta mendukung integrasi teknologi dalam proses pendidikan yang lebih efektif dan efisien.

“Learning management systemnya menggunakan modul itu sifatnya lebih universal, sedangkan kami masih menggunakan Google Classroom. Harapannya adalah agar semua dosen dapat didorong untuk mengunggah materi ke sistem yang lebih nasional,” jelas Tubagus.

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?
Exit mobile version