Misteri Kematian Remaja Gondanglegi, Polisi Masih Tunggu Hasil Otopsi

Jenasah korban usai diotopsi di RSSA Kota Malang, Sabtu (6/7/2024). (blok-a/Andik Agus)
Jenazah korban usai diotopsi di RSSA Kota Malang, Sabtu (6/7/2024). (blok-a/Andik Agus)

Kabupaten Malang, blok-a.com – Kabar kematian Syahroni (19), seorang remaja di Dusun Baran, Desa Urek-Urek, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jumat (5/7/2024) masih menjadi misteri.

Hingga Sabtu (6/7/2024) dini hari, pihak kepolisian masih menunggu hasil otopsi resmi dari dokter forensik Rumah Sakit Saiful Anwar Kota Malang.

Informasi sebelumnya, korban yang merupakan pelajar kelas 11 SMK Ali Usman Kecamatan Gondanglegi tersebut ditemukan tewas oleh keluarganya di ruang tamu rumahnya.

Kasat Reskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat mengatakan, saat olah TKP, didapati korban dalam kondisi terlentang.

Pihaknya belum mengetahui secara pasti kapan korban meninggal dunia. Namun dalam pemeriksaan luar, korban diperkirakan mencapai kaku mayat selama 6 jam.

Menurut penyampaian dokter sementara, lanjut Gandha, tidak ditemukan bekas atau tanda kekerasan di tubuh korban.

Hanya saja, di bagian mata sebelah kanan korban terdapat luka lecet.

“Namun di kedua matanya berwarna merah dan di bagian sebelah mata kanan korban. Memang ada sebagian lecet tergores. Ini kita dalami dan menunggu hasil dari otopsi yang resmi,” ungkapnya.

Gandha mengatakan, tim forensik juga telah mengamil sample cairan dan organ dalam tubuh korban untuk dilakukan uji toksikologi.

“Kami belum menyimpulkan terkait hal itu. Karena hasil otopsi yang resmi belum keluar. Dan kita wajib menunggu hasil otopsi resmi dan hasil uji toksikologi, kita akan tahu sebab kematian korban,” pungkasnya.

Sempat Dikira Tertidur

Sebelumnya, ibu korban, Atin mendapati korban sudah terbujur kaku saat dirinya berniat membangunkan korban yang dikira sedang tidur sejak dini hari.

Atin yang memiliki gangguan penglihatan menganggap anaknya tengah tertidur usai keluar bermain. Korban dikabarkan baru saja pulang usai bermain selama dua hari.

“Ibu Atin ini mendengar suara orang datang pada Jumat kurang lebih setengah tiga dini hari. Kemudian, saat subuh Bu Atin ke depan rumah, langkah kakinya tersandung tubuh korban. Tapi dianggapnya korban ini tertidur,” ujar Gandha.

Atin yang mengira korban tengah beristirahat, memilih tak mengecek kondisi korban.

Sekitar pukul 06.00 WIB, adik kandung korban memberitahu Atin bahwa tubuh korban dalam keadaan dingin.

“Adiknya kemudian mengambilkan selimut dan tidur bareng dengan korban,” tambahnya.

Baru sekira pukul 12.00 WIB, Atin menyadari bahwa korban telah meninggal dunia.

Ada Luka Gores di Mata Kanan

Kepala Desa Urek-Urek Harianto mengatakan, dirinya mendapatkan informasi meninggalnya korban saat sedang rapat di Kantor Desa sekira pukul 15.00 WIB.

“Saat itu sedang rapat, tiba-tiba dihubungi keponakan korban, kalau saudara sepupunya meninggal dunia tak wajar dan di bagian wajahnya ditemukan sejumlah luka. Seketika itu saya langsung menuju rumahnya,” ujar Harianto.

Tempat kejadian perkara di Desa Urek-urek, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang (blok-a.com/ Putu Ayu Pratama)
Tempat kejadian perkara di Desa Urek-urek, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang (blok-a.com/ Putu Ayu Pratama)

Sesampainya di lokasi, pihaknya melihat korban sudah dalam keadaan tertutupi kain jarik.

Harianto pun segera memeriksa jenazah korban. Menurutnya, saat itu ia mendapati luka gores panjang di mata sebelah kanan korban. Hidung korban juga mengeluarkan darah.

“Saya langsung menyuruh warga lain untuk keluar ruangan. Setelah saya membuka kain jarik dan melihat wajah korban ada luka gores panjang di bagian mata sebelah kanan. Di hidung mengeluarkan darah,” tegas Harianto.

“Dan saat itu juga saya langsung menghubungi Polsek Gondanglegi,” sambungnya.(ags/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?
Exit mobile version