Kabupaten Malang, blok-a.com – Membangun usaha kue dan makanan, tampaknya sudah menjadi takdir sukses Indah Kurnia Ningsih, seorang ibu rumah tangga (IRT) asal Malang.
Sejak tahun 2001, Indah nekat menjajal berjualan lantaran ijazah tamatan Sekolah Dasar (SD) yang ia miliki tak mampu jadi jaminan kerja.
Sebelumnya, Indah juga sempat kerja sebagai sales di distributor kue milik suadaranya. Namun, menjadi sales bukan perkara yang mudah baginya.
Menikah dan menjadi ibu rumah tangga di usia muda, membuat ia harus memutar otak untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.
Di usianya ke-17 tahun saat itu, Indah memulai bisnis kue manis khas lebaran. Menyerap ilmu semasa berkerja sebagai sales. Satu, dua tahun kemudian, bisnisnya mulai berjalan mulus.
Kala itu omzetnya tak main-main. Wanita kelahiran Kepanjen, Kabupaten Malang ini menyebut, keuntungannya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer hingga sekunder yang ia inginkan.
Bahkan di usianya yang tergolong muda sebagai pebisnis, ia sukses memiliki seratus karyawan musiman setiap menjelang momen lebaran.
Pesanan demi pesanan datang. Hampir seluruh pasar di Jawa Timur ia jamah untuk menjajakan kue kering miliknya. Mulai dari nastar, kastengel, kue kacang dan masih banyak lainnya.
“Hari biasa kita produksi kue manis, kaya pia, kue kacang, roti sisir. Kalau mau lebaran gitu kita bikin kue kering, dulu pernah punya karyawan hingga 100 karyawan kalau produksi kue kering, jadi di rumah sini penuh,” bebernya.
Ditipu – Terlilit Hutang
Sayangnya, bisnis yang ia bangun sejak 2004 itu tak berjalan lama. Di tahun 2008, ia harus menelan nasib pahit.
Gulung tikar, tanggungan hutang menumpuk karena tertipu dan manajemen keuangan yang buruk.
Parahnya, rumah tangganya juga kandas diterpa prahara. Tahun itu seolah menjadi titik terendah dalam hidupnya.
Hidup sendiri dengan mengurus sekaligus mengidupi keempat anaknya bukan perkara yang mudah baginya.
“Bangkut, karena usia masih muda dibohongi orang masih gampang. Punya hutang banyak. Waktu itu juga saya cerai dengan suami pertama saya, hancur pasti. Tapi ada empat anak yang harus saya hidupi,” kata Indah kepada blok-a.com, Sabtu (31/8/2024).
Mau tidak mau, wanita kelahiran 1982 itu harus kembali merangkak. Memulai hidup dengan gali lubang, tutup lubang demi empat permata hatinya.
Tidak berlarut dalam kesedihan, sosok ibu berhati lembut ini kemudian mencoba berjualan lalapan di pinggir jalan.
Meskipun tidak ada basic memasak, namun lagi-lagi, ia harus melakoninya karena keadaan memaksanya tetap berjalan.
“2008 bangkrut, setelah itu nganggur setahun. 2009 coba jual lalapan. Setelah bangkrut, pikiran saya berubah, saya gak mau produksi yang dititipkan. Jadi gimana caranya saya belanja, dapat uang besok belanja lagi,” bebernya.
Bertahan hanya sekitar 1,5 tahun, Indah kemudian kembali ke perkerjaan awalnya, yakni bisnis kue.
Karena sempat belajar memainkan media sosial semasa berjualan lalapan, ia mulai memberanikan diri berjualan kue secara daring.
Ternyata, jalan sukses Indah kembali terbuka. Pesanan berdatangan, mulai kue untuk hajatan, kue ulang tahun dan sesekali masakan untuk tumpeng.
Berapa pun dan apapun pesanan dari customer, ia coba untuk layani. Seperti kata pepatah yang selalu ia pegang teguh: sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit.
“Pesanan mulai banyak, apa saja saya terima asalkan jadi uang. Ada pesenan birthday cake juga saya layani, meskipun saya nggak ada basic-nya,” katanya sembari tertawa kecil.
Indah yang bergelut di dunia bisnis sejak belia ini tumbuh menjadi wanita yang tak mudah menyerah.
Meskipun masih terbilang kurang dalam segi ekonomi, namun ia rela jika harus mengeluarkan pundi-pundi rupiah untuk terus mengasah skill-nya.
Berbagai kursus tata boga ia ikuti untuk mengembangkan keterampilannya. Hingga akhirnya ia bisa membuat pesanan sesuai keinginan pelanggan.
“Ilmunya ditambah akhirnya bisa, pokoknya ada pesenan apa saja aku bilang bisa wes pokoknya cuan. Jadi waktu itu aku nggak mikir laba, yang penting aku punya ilmu dan alat untuk kerja. Karena alat birthday cake lumayan mahal ya, jadi sambil nyicil beli alat alatnya waktu itu,” ujarnya.
Sifat ulet, telaten dan tak gampang menyerah untuk belajar, dimulai dengan menguasi ilmu basic, pembuatan kue dengan karakter, hingga promosi di media sosial, kemudian mengantarkan Indah menjadi IRT yang sukses berbisnis kue.
“Belajar bikin Instagram minta bantu teman, dulu nggak bisa. Setelah belajar akhirnya ngerti, terus muncul TikTok. Ya sama, awal nggak paham, setelah belajar bisa bikin video, belajar lagi gimana caranya fyp belajar terus pokoknya meskipun sudah tua ya,” ucapnya.
Kreasikan Floss Roll
Usahanya mulai merangkak naik, ekonominya mulai berangsur membaik. Namun hal tidak lantas membuatnya berpuas diri. Indah kembali mengulik resep-resep yang ia kuasai.
Di samping memproduksi aneka kue basah dan nasi tumpeng sesuai pesanan. Ia berkeinginan membuat usahanya makin dikenal dengan memiliki produk yang ready stock. Tentunya juga dengan mempertimbangkan kompetitor di lingkungannya.
“Dulu sempet mikir bikin produk ready stock apa ya, karena hampir semua produk PO. Awalnya mau brownis panggang atau kukus, tapi sepertinya sudah banyak. Jadi coba bikin floss roll,” urainya.
Berbekal alat yang sudah ia miliki, berbagai resep floss roll ia coba hingga menemukan perpaduan yang pas.
Berjalan dua tahun, kini produk unggulannya sudah ramai di pasaran. Bahkan dalam satu hari, ia bisa memproduksi hingga 50 box.
“Produk terbaru ini floss roll, kenapa milih produk ini karena masih jarang dijumpai. Hanya ada di Solo, tapi tentunya produk kami beda. Ukurannya lebih kecil, dengan memggunakan abon pilihan ini beda dari floss roll solo,” jelasnya.
Dari produk ‘floss roll in Malang’ ini, ia bisa mempekerjakan 15 karyawan yang terbagi di 3 bidang. Karyawan dapur untuk kue basah dan makanan. Kemudian kayawan di pembuat kue dan flossroll serta admin untuk packing dan keuangan.
“Berkah floss roll ini Alhamdulillah, banyak dikenal di media sosial karena floss roll. Malah banyak pelanggan lama yang taunya kalau saya punya produk floss roll ya dari fyp TikTok,” katanya.
Dari pengalamannya terlilit hutang hingga terpaksa menjual semua barang pribadinya, kini Indah berhasil bangkit menjadi IRT dengan pendapatan ratusan juta per bulan.
“Alhamdulillah, omsetnya sekarang Rp200 hingga Rp250 juta per bulan untuk semua. Kalau untuk floss roll sekitar Rp45 juta per bulan, itu hitungan kasarnya,” ungkapnya. (ptu/lio)