Sulap Markisa Jadi Minuman Bernutrisi, Petani Muda Asal Malang Kebanjiran Orderan

Petani muda Kabupaten Malang sulap buah markisa jadi produk olahan minuman menyegarkan dan bernutrisi (blok-a.com/ Putu Ayu Pratama S)
Petani muda Kabupaten Malang sulap buah markisa jadi produk olahan minuman menyegarkan dan bernutrisi (blok-a.com/Putu Ayu Pratama S)

Kabupaten Malang, blok-a.com – Bermula dari rasa prihatin melihat buah markisa tak bernilai jual, Ilham Afif Hamdani pemuda asal Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang menyulap buah tersebut menjadi minuman menyegarkan dan bernutrisi.

Pria berusia 25 tahun ini pun mampu meraup pundi-pundi rupiah dari produk kreasinya.

“Banyak buah markisa yang tidak dimanfaatkan, karena jumlahnya banyak sehingga tidak termakan, jatuh kemudian membusuk. Akhirnya saya menemukan sebuah cara agar buah tersebut bisa dimanfaatkan dan dapat bernilai jual,” kata Ilham kepada blok-a.com beberapa waktu lalu.

Awalnya, dia mengolah buah berbiji itu menjadi minuman segar. Kemudian, ia mencoba memperkenalkan minuman markisanya ke keluarga, kerabat dan tetangga sekitar.

Seiring berjalannya waktu, minuman yang dinilai memiliki sejuta manfaat dan nutrisi, salah satunya untuk vitamin A dan C yang tinggi itu ternyata diterima baik oleh masyarakat sekitar.

Hingga pada akhirnya, ia mengembangkan olahan tersebut menjadi produk minuman dengan mendesain kemasan hingga jadi produk layak jual.

“Kalau untuk produk minuman, kami hanya menjual lokalan seperti di Car Free Day (CFD) di Kota Malang, terus kami punya stand di Dewandaru dan wilayah Wagir,” katanya.

Dalam satu bulan, Ilham mengaku dapat memproduksi 5000 botol minuman markisa yang diberi merk ‘Markisa Kosong Tujuh’. Bahan utamanya ia dapat dari kebun miliknya yang berukuran 10×10 meter persegi di wilayah Wagir, Kabupaten Malang.

Jenis markisa yang ia punya juga beragam, ada markisa lokalan, Medan, Makasar dan ada juga dari berbagai belahan dunia. Seperti Vietnam, Kamboja dan negara lainnya.

“Ada markisa impor dari Vietnam dan Kamboja, karena beberapa kali orang tua saya ke luar negeri membawa bibit dan coba saya tanam di Wagir ternyata tumbuh bagus,” jelasnya.

Rencananya, ke depan ia akan mengembangkan tanaman markisa di lahan seluas 1800 meter di wilyah Wagir. Sebab, salah satu petani muda Kabupaten Malang ini juga berencana memperluas pasar.

Ilham mengaku, dirinya tak hanya menjual olahan minuman segera. Namun, juga menjual dalam bentuk buah dan bibit markisa yang dapat dipasarkan hingga ke luar pulau jawa.

Permintaannya pun tak tanggung-tanggung. Minuman yang sementara ini hanya bisa dipasarkan di lokalan sudah banyak peminatnya.

“Kalau minuman mungkin masih lokal, karena produk ini 100 persen murni tanpa pengawet. Namun, rencananya saya akan meramu lagi olahan ini untuk bisa dijual ke luar kota bahkan awet hingga luar pulau,” ucapnya.

“Sedangkan untuk buah markisa, kami sudah kirimkan hingga Bali, Sulawesi dan beberapa ke luar kota,” sambung Ilham.

Sebagai petani muda, ia berharap para pemuda khususnya di Kabupaten Malang agar dapat memanfaatkan pekarangan rumah untuk bertani dan menghasilkan pendapatan yang jauh lebih besar.

“Saya ingin Kabupaten Malang ini selain jadi penghasil apel, jeruk dan buah lain. Juga bisa jadi penghasil markisa, menjadi ikonik Kabupaten Malang,” tutupnya.(ptu/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?