8 Musisi Nusantara Gelar Konser Sambil Suarakan Isu Lingkungan di Malang, Catat Tanggalnya

Gede Robi, vokalis Navicula dan salah satu pemrakarsa Music Declares Emergency Indonesia.
Gede Robi, vokalis Navicula dan salah satu pemrakarsa Music Declares Emergency Indonesia.(Sonic/Panic)

Kota Malang, blok-a.com – Delapan musisi dari berbagai penjuru Indonesia bersatu di Malang, Jawa Timur, untuk menggelar konser ramah lingkungan, bertajuk Sonic/Panic.

Bukan sekadar konser, gelaran ini memperjuangkan isu darurat perubahan iklim dan kerusakan alam. Konser kolaboratif ini akan berlangsung di Malang Creative Center pada 6 Januari 2024. Menampilkan sejumlah musisi terkemuka, termasuk FSTVLST dari Yogyakarta, Navicula dari Bali, Iga Massardi dari Jakarta, Lorjhu’ dari Madura, dan Made Mawut dari Bali.

Pentas Sonic/Panic di Malang juga akan memamerkan bakat-bakat lokal seperti Nova Ruth, Iksan Skuter, Pagi Tadi, serta legenda rock Toto Tewel yang berkolaborasi dengan Lie Andi.

Semua musisi yang ambil bagian dalam konser ini merupakan anggota dari Music Declares Emergency (MDE) Indonesia, sebuah aliansi musisi dan pelaku industri yang komitmen memperjuangkan isu lingkungan.

MDE Indonesia, yang menjadi bagian dari gerakan global Music Declares Emergency, telah meraih dukungan dari lebih dari 6000 musisi dan pelaku industri musik di seluruh dunia.

Inisiatif ini diprakarsai oleh Gede Robi, vokalis Navicula, yang berpendapat bahwa musik memiliki kekuatan sebagai alat edukasi dan pergerakan yang sering terlupakan.

Gede Robi, vokalis Navicula dan salah satu pemrakarsa Music Declares Emergency Indonesia.

Sebagai negara pertama di Asia yang terlibat dalam kampanye Music Declares Emergency, Indonesia, melalui MDE Indonesia, memimpin gerakan bersama slogan ‘No Music on a Dead Planet’ sebagai kolaborasi dari 13 musisi lintas genre di tanah air.

Setelah sukses dengan dua konser di Ubud, Bali, dan Yogyakarta pada November dan Desember 2023, musisi MDE Indonesia terus bergerak bersama untuk menyuarakan isu perubahan iklim.

Mereka menerapkan praktik ramah lingkungan dalam konser dan tur mereka, termasuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mendorong penggunaan air minum isi ulang.

Konser Sonic/Panic di Malang, yang menjadi destinasi selanjutnya, bekerjasama dengan Malang Creative Center, Yayasan Lintas Batas, dan Srawung Records sebagai tuan rumah.

Selain menyediakan akses masuk khusus, acara ini juga memberikan kesempatan untuk mendukung penanaman pohon beringin sebagai respons terhadap isu krisis air bersih di Malang Raya.

Dengan harapan bahwa musik dan isu lingkungan yang mereka sampaikan menjadi pengingat bagi warga Malang Raya, konser ini tidak hanya menjadi wadah hiburan, tetapi juga revolusi generasi dalam menyikapi tantangan lingkungan.

“Musisi bisa mulai mendorong praktik lebih ramah lingkungan di konser-konsernya,” ucap Nova Ruth, musisi asal Malang dan salah satu penggagas Sonic/Panic di Malang.

“Kalau musisi mulai mengganti isi hospitality rider-nya menjadi lebih ramah lingkungan, festival akan menyesuaikan diri dan menjadi terbiasa. Bukan tidak mungkin, ini akan memantik perubahan di ekosistem festival di Indonesia secara lebih luas,” lanjutnya.

Kini, Malang menjadi tujuan berikutnya dari Sonic/Panic. Selain menggaet Malang Creative Center, Yayasan Lintas Batas, dan Srawung Records sebagai tuan rumah, acara ini juga menyediakan paket khusus akses masuk seharga Rp120K yang juga termasuk mendukung Shelterville melakukan penanaman satu benih pohon beringin untuk menanggapi isu krisis air bersih di Malang Raya.

“Di Malang Raya sendiri, pembangunan terjadi di mana-mana, dan mau tidak mau itu berdampak pada lingkungan,” ucap Iksan Skuter, salah satu penampil asal Malang.

“Semoga musik yang kami bawakan dan isu yang kami suarakan menjadi pengingat buat kami di Malang Raya bahwa alam sekitar lebih penting dari pembangunan yang menyisihkan kondisi alam,” katanya.

“Jika setiap generasi punya revolusinya masing-masing, maka isu lingkungan menjadi revolusi di generasi kita,” pungkas Gede Robi. (wdy/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?