Kota Malang, blok-a.com – Mahasiswa semester 5 Universitas Binus Malang sukses menggelar Coaching Clinic Badminton sebagai tugas akhir mata kuliah event manajemen.
Coaching clinic itu digelar bukan dengan hal biasa. Sebab, mahasiswa semester 5 Binus Kota Malang itu menggaet atlet peraih ranking 25 dunia, Ardiansyah Putra.
Ardiansyah dalam coaching clinic bertajuk ‘Langkah Kecil untuk Menjadi Juara Bersama’ itu melatih puluhan anak umur 6 hingga belasan tahun di Malang Badminton Arena, Minggu (19/11/2023).
Terlihat dalam coaching clinic itu peserta tampak antusias. Atlet-atlet usia dini itu nampak semangat menimbah ilmu dari Ardiansyah.
Ketua Pelaksana Coaching Clinic sekaligus Mahasiswa Semester 5 Universits Binus Malang, Stefanny Purnama Wijaya menjelaskan dia mengerjakan tugas akhir berupa menggelar coaching clinic karena ingin memajukan gairah bulutangkis di Kota Malang.
Dia ingin atlet usia dini di Kota Malang memiliki skill yang lebih baik nantinya.
“Karena saya juga atlet, saya ingin melihat atlet di Kota Malang ini bisa tumbuh lebih baik lagi,” ucapnya.
Stefanny juga menjelaskan, acara coaching clinic ini tidak langsung bakal membuat atlet-atlet bulutangkis di Kota Malang langsung memiliki skill yang luar biasa.
Coaching clinic ini hanya untuk pemantik agar sejumlah pihak juga bersama-sama untuk menumbuhkan dunia bulutangkis di Kota Malang.
“Ini tidak bisa dilakukan satu pihak saja. Kita harus bersama-sama mengembangkan bulutangkis d Kota Malang,” kata dia.
Untuk itu dia dalam event ini juga menggandeng sejumlah perusahaan seperti Jaguar Rental, Ram Autosond, BPR Lestari, AIA Lily Agency hingga Hi-qua untuk membantu terselenggarakannya acara tersebut.
Mahasiswa semester 5 Universitas Binus itu berharap coaching clinic seperti ini bisa berlanjut lagi.
“Kemungkinan kalau ada kesempatan lagi, tentu kehiatan seperti ini bisa digelar lagi,” jelasnya.
Terpisah Atlet Peraih Ranking 25 Dunia, Ardiansyah menjelaskan, dalam coaching clinic ini dia mengajarkan teknik-teknik dasar.
“Kami mengajarkan teknik teknik dasar bulutangkis dari langkah, cara mukul dan lainnya. Coaching clinic ini bagus sekali agar armosfir bulutangkis di Malang itu berkembang,” kata Ardiansyah Putra.
Menurutnya, selama ini perkembangan kiblat bulutangkis di Jatim cenderung terpusat di Surabaya. Padahal kata Ardiansyah, setiap daerah memiliki bibit bibit potensial. Untuk itu, dia mengatakan kegiatan coaching clinic ini penting untuk digencarkan di berbagai daerah.
“Bahkan bukan cuma atletnya saja, tapi pelatihnya juga perlu. Karena ilmu itu kan harus upgrade terus,” ujarnya.
“Misal pelatih itu sehebat apapun, kalau ilmunya gak upgrade ya stuck, termasuk atletnya juga stuck. Arlet ini kan bergantung pada pelatihnya. Misal pemain lain upgrade terus, kita enggak ya makin ketinggalan,” imbuhnya.
Ardiansyah menilai bahwa pengembangan bibit pebulutangkis tak dapat dilakukan seorang diri. Namun perlu dukungan dari pemerintah, federasi, klub dan seluruh elemen masyarakat.
Dalam kesempatannya, Ardiansyah juga memberikan motivasi untuk bagi atlet muda agar bisa menembus peringkat dunia.
“Atlet harus percaya diri. Nah percaya diri timbul saat latihannya bagus. Kalau latihannya gak bagus, mana bisa percaya diri itu muncul. Itu kuncinya dan tentu teknik dasar memang harus dikuasai dengan baik,” tuturnya. (bob)