Lathifah Legowo Jadi N2 Dampingi Sanusi di Pilkada 2024

Gus Halim Berikan Salinan Rekomendasi PKB untuk Sanusi-Lathifah Maju Pilbup Malang 2024
Sanusi - Lathifah terima salinan rekom dari Desk Pilkada DPP PKB.(Istimewa)

Kabupaten Malang, blok-a.com – Usai menerima rekomendasi berpasangan dengan petahana Kabupaten Malang Sanusi, kini Lathifah Shohib makin percaya diri untuk memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024.

Meskipun hingga detik ini, pasangan yang diberi akronim SaLaf itu hanya memegang satu rekomendasi untuk maju Pemilihan Bupati (Pilbup) Malang 2024 pada 18 November mendatang.

Namun, ia mengaku akan terus maju meski belum mendapatkan rekomendasi dari partai pasangannya Sanusi, yakni PDI Perjuangan.

Salah satu alasannya yakni karena hasil survei yang telah dilakukan beberapa lembaga cukup memuaskan menurutnya.

“Penetapan calon bupati dan wakil bupati didasari dari hasil survei. Kami sudah melakukan dua kali, keduanya potensi petahana masih tertinggi,” kata Lathifah, Sabtu (10/8/2024).

Dari hasil survei itu pula, ia legowo untuk menduduki kursi N2 untuk mendampingi mantan rivalnya pada Pilkada 2020 lalu.

Menurutnya, pilihan tersebut yang paling realistis bila disesuaikan dengan hasil survei elektabilitasnya dibandingkan Sanusi.

“Sehingga kita realistis saja, karena (dari) calon-calon N2 saya tertinggi,” tambahnya.

Sementara itu, berdasarkan hasil survei, angka elektabilitas pasangan Sanusi-Lathifah lebih dari 68 persen. Kendati demikian, ia akan terus menggejot elektabilitas tersebut hingga menyentuh angka 70 persen.

“Padahal itu kami belum bekerja. Sudah keliling karena petahana masih menjabat. Insyaallah mulai besok saya sudah start, akan menambah tingkat keterpilihan insyaallah di atas 70 persen,” tegasnya.

Sehingga, ia optimis bahwa keberadaannya bersama Sanusi masih berpotensi menjadi paslon tunggal melawan bumbung kosong.

Sebab mayoritas partai besar di Kabupaten Malang telah mulai menyatakan dukungannya kepada pasangan yang pernah menjadi mantan rival pada Pilkada sebelumnya.

“Bahwa melawan kotak kosong bukanlah rekayasa. Tapi realistis politik yang kita hadapi saat ini,” pungkasnya. (ptu/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?