Kota Malang, blok-a.com – Gelaran Charity Game Sepak Bola Para Legenda ke-2 untuk memperingati satu abad stadion Gajayana sekaligus HUT ke-110 Kota Malang berlangsung hangat dan penuh rasa persaudaraan.
Kehangatan suasana dan rasa nostalgia membuat sejumlah hadirin dihinggapi rasa haru. Kepala Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Jawa Timur Moh. Ali Kuncoro yang hadir dalam gelaran tersebut mewakili Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono pun merasakan hal itu.
“Saya benar-benar bangga dan berterima kasih atas inisiasi kegiatan sore ini,” ujarnya.
Ali Kuncoro mengungkapkan, tema yang diusung yaitu Indonesia Damai dan Kemanusiaan, dengan mempertemukan kembali dua kubu yang dikenal memiliki rivalitas terpanas di Jawa Timur benar-benar mewakilkan esensi sepak bola sebagai olah raga penyatu.
“Tema Indonesia Damai dan Kemanusiaan adalah hal inti dari olah raga ini, yang memang bertujuan untuk mempersatukan kita semua,” terangnya.
Kadispora Jatim itu pun berpesan kepada seluruh insan sepak bola kedua kota, yakni Malang dan Surabaya, agar mempertahankan suasana hangat itu. Walau rivalitas berlanjut, namun harus secara sehat dan sportif.
“Saya berpesan, tidak boleh ada lagi kerusuhan antar supporter baik antara Malang dan Surabaya maupun yang lainnya,” pesannya.
Dengan kerukunan antar suporter yang terjaga dan rivalitas sehat yang hanya sebatas 90 menit pertandingan hingga peluit panjang ditiup, ia berharap kualitas peradaban sepak bola Jawa Timur semakin meningkat.
“Peradaban sepak bola di dunia ini tidak hanya diukur dari tinggi prestasi sebuah tim. Tapi juga diukur dari seberapa tertib para supporternya,” ujar Ali Kuncoro.
Sementara itu, Kepala Bakorwil III Malang Provinsi Jawa Timur Asep Kusdinar mengungkapkan bahwa dengan kerukunan yang terjaga maka ekosistem sepak bola Indonesia akan menjadi sebuah inspirasi generasi seterusnya untuk lebih berkualitas.
“Kita semua hadir di sini untuk menebar pesan Indonesia damai dan kemanusiaan. Bersama kita kembangkan ekosistem sepak bola damai untuk menginspirasi generasi mendatang tentang permainan kolektif dan fair play,” ujar Asep.(art/lio)