5 Fakta Keretakan Jembatan Kaca di Wisata Kampung Jodipan Malang

Kampung Tridi Kota Malang mengalami keretakan (blok-a/Agus Demit)

Blok-a.com – Jembatan kaca penghubung Kampung Warna-warni dengan Kampung Tridi di kawasan Jodipan, Kota Malang mengalami keretakan di bagian konstruksi semen sisi utara kaca.

Retaknya bagian konstruksi jembatan kaca itu membuat warga di kawasan Jodipan khawatir bisa pecah, seperti insiden maut yang baru-baru ini terjadi di Banyumas, Jawa Tengah.

Seperti diketahui, jembatan penghubung dua kampung wisata di Jodipan telah diresmikan sejak tahun 2017 lalu. Jembatan yang melintas di atas Sungai Brantas itu memiliki panjang 20 meter dengan ketinggian 9,5 meter dan lebar 1,25 meter.

Dirangkum Blok-a.com, Sabtu (28/10/2023), berikut deretan fakta soal keretakan jembatan kaca di Kampung Wisata Jodipan Malang.

Bagian yang Retak

Ketua RT 3 RW 3 Kelurahan Kesatrian, Kecamatan Blimbing, Ahmad Soleh menjelaskan, bahwa keretakan bukan terjadi pada bagian kaca, melainkan di bagian konstruksi semen yang berada di mulut jembatan.

“Sebenernya bukan kacanya yang pecah, tapi betonnya, Insyallah aman, karena ada besi, cor, kaca. Itu sebelah depan e kaca (semen yang retak). Kalau kaca ne gapapa,” ujar dia.

Soleh mengaku, warga sudah berkali-kali menambal retaknya semen jembatan tersebut. Perbaikan terakhir dilakukan 3 bulan lalu, namun kembali pecah. Semen yang menambal keretakan dari jembatan itu terbuka kembali.

Dugaan Penyebab

Terkait penyebab keretakan, Soleh menilai hal itu diduga disebabkan oleh getaran kereta api yang melintas. Getaran tersebut menjalar ke jembatan sehingga sambungan semen mudah retak.

“Itu kan kalau malam kereta ya, pertamina itu kan. Di sini (rumah warga) saja kerasa, jadi ya sampe jembatan (getarannya),” ujar Soleh.

Terkait antisipasi keamanan, Soleh menyebut warga sudah melakukan hal itu sejak lama. Selalu ada warga yang bertugas untuk berjaga di masing-masing ujung jembatan. Mereka bertugas sebagai pengawas kapasitas orang yang bisa melewati jembatan tersebut.

“Kapasitas maksimal 20 hingga 25. Biasanya lebih. Tapi paling rame 5 sampai 10,” ungkapnya.

Sudah Retak Sebulan yang Lalu

Ketua RW 12 Kampung Tridi, Adnan menjelaskan, keretakan jembatan kaca di Kampung Warna-Warni Jodipan dan Kampung Tridi Kota Malang itu sudah terlihat sejak satu bulan lalu.

“Kalau untuk ngelupas hampir satu bulan. Tapi kami cek terus. Karena kapasitas pengunjung yang masuk di atas sekitar 100 orang,” kata Adnan.

Beruntung jembatan kaca itu tidak sampai memburuk kondisinya. Sebab, saat ini kondisi wisatawan di Kampung Tridi sepi, sehingga tak banyak orang yang menggunakan jembatan tersebut.

Kendati demikian, Adnan khawatir jika nantinya akan ada banyak wisatawan saat liburan tiba. Ia takut kondisi jembatan semakin memburuk hingga akhirnya terjadi suatu hal yang tak diinginkan.

“Kami tidak ingin seperti di Banyumas itu. Nanti pecah atau bagaimana. Kami khawatir soal keamanan jembatan, karena melihat ada keretakan itu,” bebernya.

Warga Lapor ke Pemkot Malang

Untuk mengantisipasi hal buruk yang akan terjadi, Adnan melaporkan kerusakan jembatan itu ke Pemerinah Kota Malang (Pemkot Malang) melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang.

Hasilnya, pihak pemerintah mau mengecek kondisi jembatan itu. Namun hingga kini tidak ada satupun pihak pemerintah yang berkunjung ke sana.

“Sebenarnya sudah lama sekitar satu bulanan (menyampaikan ke pemerintah),” kata Adnan.

“Tapi ini masih belum ada yang turun,” lanjutnya.

Warga Harap Pemerintah Turun Tangan

Saat ini, warga tak bisa berbuat banyak untuk memperbaiki jembatan tersebut. Oleh karena itu, mereka berharap agar pemerintah turun tangan secara langsung untuk mengecek dan memperbaiki kerusakan pada jembatan.

“Pemerintah harusnya turun tangan secara langsung bagaimana kondisi jembatan itu layak atau tidaknya itu bisa dicek. Karena pembangunan yang dulu kita juga tidak tahu konstruksinya bagaimana,” jelas Adnan.

(hen)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?