Malang, Blok-a.com – Warga sekitar perlintasan kereta api di Desa Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang dikejutkan peristiwa tragis. Salah satu warganya meninggal dunia usai tertabrak kereta api Commuter Line Penataran jurusan Surabaya-Blitar, Minggu ( 24/12/2023 ) .
Peristiwa kecelakaan ini diketahui sekitar pukul 08.25 WIB, di perlintasan kereta api palang pintu manual Jalan Sumber Desa Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Akibatnya, mobil HZ 1000 yang telah dimodifikasi menjadi odong-odong, terseret kereta api sejauh 100 meter dari titik tabrakan. Sedangkan sopir odong-odong yang diketahui bernama Liswanto (58), warga Jalan Sumber Desa Panggungrejo ditemukan tewas.
Sai (67), saksi mata yang juga warga setempat, menyatakan bahwa odong-odong yang dikemudikan oleh Liswanto melaju dari arah barat ke timur. Pada saat yang bersamaan, KA melintas dari arah Kepanjen menuju Blitar.
Menurut Sai, tidak ada petugas yang berjaga di perlintasan tersebut, sementara klakson kereta pun tidak terdengar.
“Dalam kejadian ini, tidak ada yang berjaga, biasanya ada relawan. Selain itu, biasanya kereta membunyikan klakson. Tapi tadi kata warga kok tidak membunyikan. Mungkin karena itu, sopirnya tidak tahu dan melanjutkan perjalanan,” beber Sai .
Kepala Desa Panggungrejo, M. Herul juga mengatakan kalau korban hendak berangkat kerja dengan mobil odong-odongnya .
Pada waktu menyeberang di perlintasan kereta api, korban diduga tidak mengetahui adanya kereta api yang meluncur dari arah utara ke selatan, atau dari arah Malang menuju Blitar.
Alhasil, lokomotif kereta menabrak kendaraan tersebut hingga terseret sekitar 100 meter jauhnya.
“Beliau memang aktifitasnya bekerja odong-odong mengelilingi Panggungrejo. Dia baru saja berangkat dari rumahnya, tidak ada penumpang sama sekali,” kata Kepala Desa Panggungrejo, M. Herul kepada awak media , Minggu ( 24/12/2023 ).
Petugas dan dibantu relawan Kepanjen mengevakuasi jenazah korban ke RSUD Panggung Kepanjen untuk dimintakan Visum .
Herul melanjutkan, perlintasan kereta api itu sebenarnya sudah terpasang palang pintu secara manual bantuan dari Polres Malang. Cuma, relawan yang menjaganya sedang berhalangan. Dan selama ini tidak ada sistem tunjuk menunjuk, hanya yang ikhlas saja.
“Sebab mereka tidak digaji. Dari keterangan para saksi, kereta api itu juga tidak membunyikan klakson,” katanya.
Atas insiden tersebut, Herul mengaku tengah membahas terkait dengan petugas relawan. Yang mana akan dianggarkan di APBDes.
“Nah itu kometmen kemarin dengan Kapolres, dengan Dishub Kabupaten Malang dan PT KAI. Sebelumya hanya dari sukarela warga sekitar,” bebernya .
Kasatlantas Polres Malang, AKP Adis Dani Garta menambahkan, dirinya tengah mendalami jenis kereta api yang sedang melintas. Hanya saja dirinya baru mendapatkan jadwal kalau kereta api tersebut melintas di pukul 08.00.
“Nanti akan kita dalami. Terkait klakson juga akan kita dalami. Penanganannya akan kita dalami oleh Satreskrim Polres Malang,” katanya.
Untuk kerusakan sendiri, ia menyebut berada di pintu depan sebelah kiri. Bila dilihat impact-nya, bisa ditarik kesimpulan awal bahwa kemungkinan odong-odong dan kereta melintas secara bersamaan.
“Melihat impact, kemungkinan mobil dan KA melintas secara bersamaan sehingga terseret sekitar 100 meter,” pungkasnya. (mg2)