Blitar, blok-a.com – Setelah sebelumnya Wali Kota Blitar Santoso sempat memberikan sinyal positif bagi Arema FC untuk menggunakan stadion Soepriadi Kota Blitar sebagai home base, kini pihaknya mengubah keputusan tersebut.
Wali Kota Santoso memberikan pernyataan mengejutkan dengan tidak mengizinkan Arema FC menggunakan stadion Soepriadi Kota Blitar untuk dijadikan home base.
Wali Kota Santoso menceritakan peristiwa memilukan saat Stadion Soepriadi dijadikan laga semifinal Piala Gubernur Jatim pada tahun 2020, yang mempertemukan kesebelasan Arema FC dengan Persebaya Surabaya.
Saat itu, meski pertandingan digelar tanpa penonton berjalan lancar, namun kericuhan suporter tak terhindarkan.
Hal tersebut, menjadi alasan Wali Kota Blitar untuk tidak memberikan izin home base Arema FC di Kota Blitar.
“Beberapa minggu yang lalu saya sudah menerima surat permohonan menggunakan Stadion Soepriadi. Namun karena trauma masyarakat pada 2020 masih belum hilang. Maka permohonan Arema FC kami tolak,” kata Santoso saat mendampingi kegiatan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan berziarah ke makam Bung Karno.
Santoso menambahkan, bahkan pada peristiwa kerusuhan antar suporter tahun 2020 membawa trauma sendiri bagi dirinya.
Pasalnya mobil pribadi miliknya menjadi korban kebringasan oknum suporter saat itu.
“Masyarakat Kota Blitar pastinya masih terngiang peristiwa tahun 2020 lalu. Apalagi kejadian di Stadion Kanjuruhan Malang menjadi catatan tersendiri bagi kami. Makanya untuk saat ini masyarakat Kota Blitar belum bisa menerima Arema FC bertanding di sini,” imbuhnya.
Pernyataan orang nomor satu di jajaran Pemkot Blitar tersebut, berbalik ketika beberapa waktu lalu sempat memberikan sinyal untuk mengizinkan Arema FC Malang menggunakan Stadion Soepriadi Kota Blitar.
Sebelumnya, dirinya mendisposisikan surat permohonan Arema FC kepada Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) dan Askot PSSI Kota Blitar. (jar/lio)