Kota Malang, Blok-a.com – Tugu Kota Malang merupakan salah satu landmark yang paling ikonik di Kota Malang. Tugu ini berdiri di tengah Alun-Alun Tugu, yang merupakan jantung kota Malang.
Tugu ini memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi, dan telah menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting dalam sejarah Kota Malang. Nah berikut ini sejarah Tugu Kota Malang.
Awal Mula
Alun-Alun Tugu pertama kali dibangun pada tahun 1769 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Pieter Zoen Coen.
Pada awalnya, alun-alun ini bernama “JP Coen Plein”, sebagai bentuk penghormatan kepada Coen.
Alun-alun ini berbentuk bundar, dengan diameter sekitar 400 meter. Di tengah alun-alun ini tidak terdapat tugu, melainkan hanya sebuah lapangan terbuka.
Tugu Pertama
Pada tahun 1945, para pemuda Malang mendirikan sebuah tugu di tengah Alun-Alun Tugu. Dibangunlah tugu untuk memperingati kemerdekaan Indonesia.
Waktu itu, tugu tersebut memiliki bentuk yang sederhana, yaitu sebuah menara dengan tinggi sekitar 10 meter. Di puncak menara terdapat sebuah bola dunia yang melambangkan kesatuan bangsa Indonesia.
Bangunan tersebut memiliki arti penting bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di hati masyarakat pada waktu itu, tugu tersebut telah menjadi simbol bahwa wilayah Malang telah sepenuhnya menjadi bagian Republik Indonesia. Tugu ini juga menjadi motivasi bagi para pejuang untuk terus berjuang melawan penjajah.
Tugu Kedua
Pada tahun 1952, tugu pertama yang dibangun pada tahun 1945 dihancurkan oleh Belanda. Hal itu dikarenakan Belanda kembali menguasai Kota Malang pada tahun 1949, setelah kalah dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.
Memasuki tahun 1953, pemerintah Indonesia membangun kembali tugu yang dihancurkan oleh Belanda.
Tugu yang baru ini kemudian didesain dengan bentuk yang lebih megah, yaitu sebuah menara setinggi 25 meter.
Tugu yang baru ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 20 Mei 1953. Kemudian menjadi simbol baru Kota Malang, dan menjadi salah satu landmark yang paling ikonik di kota ini.
Pernah Dibangun Patung Wanita
Pada 1 Mei 1950, sekelompok simpatisan Partai Komunis Indonesia membuat patung besar berbentuk manusia setinggi dua kali orang dewasa di tengah-tengah pondasi bekas tugu itu.
Masyarakat Kota Malang kemudian bereaksi dengan pembangunan tersebut. Akhirnya, mereka membentuk kembali Panitia Tugu Kemerdekaan pada 9 Juni 1950.
Pembangunan kemudian selesai pada pertengahan 1953. Rakyat menyambut dengan sangat luar biasa Tugu tersebut yang seakan mengembalikan kemenangan dan hak yang sempat terlepas akibat agresi militer Belanda I & II.
Upaya Pelestarian
Tugu Kota Malang telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Kota Malang. Tugu ini memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi, dan telah menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting dalam sejarah Kota Malang.
Oleh karena itu, pemerintah Kota Malang bersama masyarakat berkomitmen untuk melestarikan Tugu Kota Malang. (mg2/bob)