Kota Malang, blok-a.com – Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,14 persen selama bulan September 2024. Hal tersebut dipengaruhi menurunnya harga komoditas bahan pangan di Kota Malang.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Umar Sjafiudin mengatakan komoditas bahan pangan seperti bawang merah dan beras menjadi salah satu komoditas yang menyebabkan deflasi di Kota Malang.
“Jadi kalau kita lihat ternyata bahwa deflasi sebesar 0,14 persen di Kota Malang ini sangat dipengaruhi oleh komoditas bahan pangan,” kata Umar Selasa (1/09/2024).
Sebagai informasi, deflasi sebesar 0,14 persen pada September 2024 ini lebih rendah dibandingkan inflasi di bulan September tahun 2023 lalu.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil besar terhadap deflasi month to month September 2024 di Kota Malang, diikuti oleh kelompok transportasi.
“Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,18 persen. Dan diikuti oleh kelompok transportasi sebesar 0,02 persen,” terang Umar.
Umar menjelaskan, dibandingkan dengan 11 Kabupaten/Kota lain yang ada di Provinsi Jawa Timur, deflasi Kota Malang masih berada di tingkat menengah.
“Jadi Kota Malang masih berada di tengah-tengah deflasi. Karena kita lihat ada Kota Gresik yang deflasinya sebesar 0,16 persen. Sedangkan yang terdekat adalah 0,01 persen, yakni Kota Probolinggo,” jelas Umar.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Malang Iwan Kurniawan menyampaikan bahwa pengendalian inflasi di Kota Malang sangat terkendali dengan baik. Hal tersebut berdasarkan data statistik yang telah disampaikan BPS Kota Malang.
“Terkait inflasi untuk Kota Malang tetap terkendali. Artinya di posisi September itu 1,83 persen, saat ini 1,67 persen. Artinya itu sangat terkendali dengan baik” kata Iwan.
Iwan berharap, kinerja apik pengendalian inflasi ini dapat dipertahankan hingga akhir tahun 2024.
“Mudah-mudahan kami bisa mempertahankan dan mengendalikan sampai dengan akhir tahun 2024,” tandas Iwan. (mg1/gni)