Gus Baha Ceritakan Pengalaman Bertemu Tetangga yang Sombong

Bahaudin Nursalim (Gus Baha).

Blok-a.com – Dalam momen lebaran ini tentu bersilaturahmi dengan para tetangga sekitar adalah salah satu kegiatan yang selalu ada. Namun pernah kah menemukan tetangga yang sombong di antara mereka? Lalu bagaimana menyikapinya?

Dalam sebuah ceramah di kanal YouTube Meccadina Class, Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Bahaudin Nursalim, atau yang akrab disapa Gus Baha, berbagi cerita tentang seorang tetangga yang sombong.

Namun, Gus Baha mengatakan ada sebab tetangga tersebut disukai oleh banyak orang. Padahal, biasanya orang sombong dianggap memiliki sikap yang tidak baik karena suka memamerkan kekayaan atau prestasi yang dimilikinya.

Tapi cerita Gus Baha tentang tetangga sombong tapi disukai ini memberikan perspektif yang berbeda.

Dalam ceramahnya, Gus Baha menceritakan tentang seorang tetangga yang meskipun miskin secara materi, namun memiliki kesombongan yang luar biasa. Kesombongan yang dimaksud di sini adalah percaya diri yang tinggi yang tidak kalah dengan orang lain, walau keadaannya masih di bawah.

Ketika ditanya mengapa dia begitu percaya diri meskipun hidup dalam keterbatasan, tetangga itu menjawab dengan bijaksana,

“Orang miskin dan kaya itu apa bedanya? Dia makan satu piring kenyang, saya pun makan satu piring kenyang. Orang kaya mungkin punya uang, tapi tidak bisa menikmati secangkir kopi di pagi hari dengan tenang seperti saya yang miskin,” cerita Gus Baha.

Dari cerita ini, Gus Baha menarik pelajaran bahwa kebahagiaan sejati tidak tergantung pada kekayaan materi, apalagi omongan dan pandangan orang lain. Meskipun tetangga tersebut terlihat sombong, namun kesombongannya didasari oleh ilmu yang ikhlas dan rasa syukur yang tinggi atas nikmat yang diberikan Allah SWT.

Gus Baha menekankan pentingnya bersyukur atas apa yang dimiliki dan menjauhi sifat iri dan pesimis.

Melalui kisah ini, Gus Baha mengajarkan bahwa menjadi pribadi yang lebih baik tidak hanya tentang memiliki kekayaan atau prestasi, tetapi juga tentang memiliki sikap rendah hati, bersyukur, dan berbagi ilmu serta kebaikan kepada orang lain.