Populasi Kucing Liar di Kota Malang Bertambah, Bikin Risih Warga Perumahan

Populasi Kucing Liar di Kota Malang Bertambah, Bikin Risih Warga Perumahan
Populasi Kucing Liar di Kota Malang Bertambah, Bikin Risih Warga Perumahan

Kota Malang, blok-a.com – Kucing adalah binatang yang menggemaskan, setidaknya untuk banyak orang. Namun kucing liar tidaklah selalu menggemaskan, karena banyak juga warga Kota Malang yang merasa risih dengan keberadaan mereka.

Populasi kucing liar banyak ditemukan di beberapa tempat di Kota Malang. Seperti di ruang terbuka seperti Taman Makam Pahlawan, Taman Merjosari, dan lingkungan tempat tinggal warga.

Cara mereka mencari makan yang tidak terkontrol, keributan yang ditimbulkan saat beberapa kucing bertengkar, dan bagaimana mereka membuang kotoran kerap menjadi masalah.

Kerisihan ini lah yang diungkapkan Nur Fauzi, mahasiswa Universitas Negeri Malang yang di perumahan tempat ia mengekost banyak ditemukan kucing liar tanpa pemilik.

“Ada kucing cowok, badannya besar penuh luka namanya Maxi, hampir setiap malam berisik bertarung dengan rivalnya dari blok sebelah,” terangnya.

“Selir-selirnya (kucing betina pasangan maxi) banyak sekali dan semuanya celutak (lancang) kalau cari makan, sampai masuk-masuk rumah. Kotorannya lho tidak kenal tempat dan tidak diurug,” tambahnya.

Keberadaan dan bertambah banyaknya kucing-kucing liar ini bukanlah tanpa sebab. Beberapa kucing liar bertambah populasinya karena berkembang biak. Namun beberapa ekor juga muncul karena dibuang oleh pemilik mereka sebelumnya.

Kucing-kucing terbuang tersebut, dibuang karena beberapa alasan, seperti kondisi fisik mereka yang ‘jelek’, pemiilik sudah kewalahan memelihara banyak kucing lain, atau pun karena pemilik berencana untuk pindah dari tempat tinggalnya.

“Beranaknya sembarangan. Kalau beranaknya di tempat (kost) saya, sama bapak kost dibuang ke Taman Merjosari biasanya,” tutur Nur.

Walau begitu, tidak sedikit pula orang yang merasa kasihan dengan kucing liar yang terbuang. Salah satu contohnya adalah Rofiq yang mengaku telah berkali-kali memelihara kucing yang tiba-tiba muncul di warungnya di dekat Taman Makam Pahlawan.

“Sudah lebih lima atau enam kali ada kucing tiba-tiba masuk warung minta makan. Ada yang, Ya Tuhan, masih kecil-kecil, ada juga yang jelek penyakitan. Saya kasih seadanya, tapi kok akhirnya malah luluh ke saya, minta tiap hari,” tuturnya.

Karena berada di pinggir jalan raya, Rofiq mengatakan akhirnya sebagian besar kucing-kucing itu mati karena tertabrak kendaraan.

“Sekarang tinggal satu yang besar ini, Jamal. Yang lain-lain sudah mati atau mungkin diambil pengunjung. Biasanya tertabrak kendaraan setelah sebulan dua bulan ikut saya, padahal banyak lho yang lucu-lucu,” ungkapnya.

Walau terlihat bukan seperti masalah besar, namun keberadaan kucing liar dapat menjadi sesuatu yang patut diperhatikan. Merujuk pada artikel dari Cornell University, kucing dapat berpotensi menyebarkan berbagai penyakit seperti rabies, infeksi cacing, dan toksoplasmosis.

Yang menarik, kedua narasumber mengatakan bahwa keberadaan kucing-kucing liar tersebut tidak sepenuhnya menekan populasi tikus di lingkungan mereka.

“Tikus masih ada, banyak. Sering gludag-gludug di plafon kalau malam,” kata Nur.

“Masih ada yang berkeliaran, tapi Jamal cuek. Mungkin kelebihan berat badan dia mau mengejar,” kata Rofiq. (art/

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?