Bencana Angin Kencang Hingga Tanah Longsor Mendominasi di Kabupaten Malang

Situasi jalan ambrol akibat tanah longsor di Jalan Rajekwesi, Desa Tumpakrejo, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang (dok. Prokopim for blok-a.com)
Situasi jalan ambrol akibat tanah longsor di Jalan Rajekwesi, Desa Tumpakrejo, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang (dok. Prokopim for blok-a.com)

Kabupaten Malang, blok-a.com – Pada periode Januari – April 2024 terdapat 103 bencana alam yang terjadi di wilayah Kabupaten Malang. Bencana tanah longsor dan angin kencang mendominasi.

Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, sebanyak 37 bencana angin kencang menimpa wilayah Kabupaten Malang atau setara 35 persen dari total keseluruhan.

Sementara itu, tanah longsor sebanyak 25 kejadian atau setara dengan 24 persen dari total bencana keseluruhan.

Sisanya, pohon tumbang sebanyak 17 kasus dan banjir sebanyak 9 kasus.

Lalu, 14 bencana gempa bumi dan 1 bencana sambaran petir.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan menerangkan, puncak angin biasa terjadi ketika pergantian musim.

“Karena angin kan hadir di awal perubahan musim, dari musim kemarau ke penghujan, penghujan ke kemarau. Biasanya pada bulan Maret sampai April serta bulan November itu sudah banyak angin,” ujar Sadono saat ditemui belum lama ini.

Sementara itu, terkait korban jiwa akibat bencana angin pihaknya mengatakan tahun 2024 nihil.

Namun, terdapat kerusakan terutama pada permukiman warga yang terdampak.

“Wilayah paling banyak yang terdampak di bagian utara Kabupaten Malang, seperti Kecamatan Singosari, Pakis dan Jabung. Tidak wilayah tersebut pusatnya angin,” jelasnya.

Sedangkan untuk wilayah yang rawan longsor yakni Kecamatan Kasembon, Ngantang dan Pujon.

Wilayah tersebut memiliki potensi tanah gerak, karena wilayah pegunungan yang memiliki kontur tanah kapur.

“Tanah gerak itu di Ngantang Desa Tulungrejo, karena memiliki testur bantuan kapur. Kalau diamati tujuh meter ke bawah itu sudah kapur, jadi kalau hujan deras bertubi/tubi tanah ini sudah gak bisa meresap, karena sudah batuan keras akhirnya (tanahnya) akan geser,” ujarnya.

Untuk korban jiwa akibat longsor, di tahun ini juga nihil. Berbeda dengan tahun 2023 lalu, BPBD Kabupaten Malang mencatat ada 1 korban jiwa.

“Tahun kemarin ada longsor yang menyebabkan satu keluarga meninggal dunia di Ngantang. Kalau tahun ini Alhamdulillah tidak ada,” pungkas Sadono. (ptu/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?