Cerita Climber Cilik yang Berhasil Bentangkan Bendera Merah Putih di Tebing Lembah Kera Malang

Pengibar bendera kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 di Tebing Lembah Kera, Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang (blok-a.com/Putu Ayu Pratama S)
Pengibar bendera kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 di Tebing Lembah Kera, Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang (blok-a.com/Putu Ayu Pratama S)

Kabupaten Malang, blok-a.com – Sejumlah organisasi pecinta alam di Malang kembali menggelar upacara peringatan HUT ke-79 Republik Indonesia, dengan membentangkan bendera merah putih raksasa di tebing Lembah Kera, Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, Sabtu (17/8/2024).

Uniknya, pada upacara tahun ini pengibar bendera yang bertugas bukan lagi pemanjat tebing profesional. Namun, dari kalangan anak-anak sekolah dasar (SD) yang tergabung dalam ekstrakulikuler wall climbing.

Mereka yakni, Muhammad Ahsan Prasetyo, Alvaro, Arfan dan Putra Ardian yang merupakan siswa SD Muhammadiyah Empat (Mupat) Kota Malang.

Salah satu pengibar bendera merah putih, Ahsan Prasetyo mengaku senang terpilih dan berkesempatan menjajal tebing setinggi 50 meter itu.

Anak usia 11 tahun itu mengatakan, kesempatan berharga ini menjadi pengalaman membanggakan baginya.

“Ini pertama kali manjat di tebing setinggi 50 meter, biasanya hanya 20 meter. Senang sekali jadi bagian pengibar bendera untuk upacara kemerdekaan tahun ini,” kata Ahsan Prasetyo kepada Blok-a.com, Sabtu (17/8/2024).

Untuk menyukseskan acara hari ini, empat siswa yang duduk di bangku kelas lima SD itu perlu waktu yang cukup panjang untuk latihan mempersiapkan fisik maupun mentalnya.

Meski begitu, dia juga sempat menemukan kendala dalam pengibaran bendera. Namun hal tersebut berhasil diatasi bersama rekannya.

“Kebetulan sudah aktif di ekstra sejak tiga tahun yang lalu. Tadi sempat ada kendala juga, talinya melewati bendera tapi alhamdulillah bisa diatasi,” jelasnya.

Selama tiga tahun berjalan, Prastyo sapaan akrabnya, mengaku telah menyabet penghargaan dan piala di ajang olimpiade bergengsi bahkan hingga tingkat internasional.

“Pernah ikut kejuaraan di USA, menang kemarin di Kudus dan di Gersik,” tutupnya.

Sebelumnya, Koordinator Climbers Mupat, Ervana Isnaini mengatakan, para climber cilik itu bertugas membentangkan bendera sebesar 14 meter kali 9 meter di tebing Lembah Kera.

Wanita yang juga berprofesi sebagai guru di SD Mupat ini menerangkan, pengibaran bendera dilakukan dengan teknis yang berbeda dengan tahun sebelumnya. Sebab, harus disesuaikan dengan kemampuan para siswa.

Prosesnya, bendera raksasa berukuran 9 kali 14 meter ini ditarik oleh petugas pengibar yang berada di atas tebing. Usai berada di tengah-tengah tebing, bendera tersebut kemudian dibentangkan.

“Jadi dengan teknis yang nyaman untuk anak-anak juga, sehingga membuat mereka bisa membentangkan bendera sebesar itu,” jelasnya.

Ia mengaku, upacara di tebing ini baru dilakukan oleh anak didiknya perdana pada tahun ini. Sebelumnya, siswa hanya berlatih untuk memanjat di medan buatan.

Erva pun merasa bangga atas pencapaian yang berhasil dilakukan oleh petugas pengibar bendera.

“Saya pribadi terharu waktu bendera terbentang, walaupun ada kendala yang tidak kami inginkan. Tapi anak-anak ini hebat sudah dapat melaksanakan dengan semaksimal mungkin,” tandasnya.(ptu/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?