Kota Malang, blok-a.com – Menjelang Hari Raya Idul Adha harga sapi potong atau sapi kurban di Kota Malang ada kenaikan penjualannya di kisaran Rp 2 juta sampai Rp 3 juta.
Setyo Kuncoro (41) warga Sanan RT 05 RW 16 Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing Kota Malang, mengatakan kalau dirinya bersama 7 rekannya merawat untuk penggemukan sapi jenis limosin, simental, dan londo di kandang kampung Sanan milik Muhtar warga Jalan Kelud Kelurahan Klojen Kecamatan Klojen Kota Malang.
“Saya bersama 7 rekan cuman merawat sapi yang baru dibeli juragan dari Pujon, Singosari, dan Dampit. Masing-masing orang merawat 3 sampai 5 sapi untuk penggemukan setiap sapi selama 3-4 bulan, baru dijual,” ujar Tyo sapaan akrabnya kepada awak media, Minggu (26/5/2024).
Tyo optimistis nantinya sapi-sapi yang digemukkan jelang Hari Raya Idul Adha dapat dijual untuk kebutuhan kurban dengan harga lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 lalu di Malang.
“Kalau tahun kemarin masih ramai PMK (penyakit mulut dan kuku), kalau nanti mau Idul Adha harganya prediksi lebih tinggi. Karena beli bibitnya saja saat ini sudah beda Rp 2 juta dengan tahun lalu, saat ini harga daging di pasar juga sudah tinggi,” terangnya.
Dikatakan Tyo, diperkirakan untuk harga setiap ekor sapi yang dijual untuk jenis limosin antara Rp 30 juta – Rp 35 juta.
Kemudian, sapi hitam-putih atau londo sekitar Rp 20 juta – Rp 25 juta.
“Untuk tahun ini ada kenaikan harga sekitar Rp 2 sampai Rp 3 juta. Namun kalau saat ini, belum ada yang pesan. Biasanya, pembeli langsung datang ke sini seminggu sebelum Idul Adha dan kebanyakan adalah takmir-takmir masjid,” imbuhnya.
Ditambahkan Tyo, dirinya bersama 7 rekannya setiap 2-3 kali dalam sebulan selalu memberi jamu untuk sapi -sapi yang dirawatnya.
“Jadi seperti kunir, telur bebek, temulawak, ukurannya sekitar satu ember untuk empat sapi, untuk menjaga imun,” bebernya.
Dikatakannya, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang juga telah melakukan suntik untuk mencegah penyakit cacing hati bagi sapi-sapinya.
Sementara, untuk pakan harian diberikan ampas kedelai, dan rumput gajah yang menjadi selingannya.
“Ini cuaca panas dingin, kalau sakit diberi obat. Untuk kendala rumputnya, musimnya juga (kemarau), jadi carinya susah, tapi bukan pakan utama, yang utama (ampas) kedelai,” pungkasnya. (ags/bob)