Kabupaten Malang, Blok-a.com – Bandan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang mulai petakan wilayah rawan bencana antisipasi musim hujan nantinya.
Bencana yang perlu diwaspadai saat musim penghujan di Kabupaten Malang diantaranya yakni bencana banjir bandang, tanah longsor dan tanah gerak serta angin kencang.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan mengatakan, dari perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) ancaman bencana mulai terdeteksi pada akhir bulan depan atau November 2023.
“Menurut BMKG masih Desember atau November akhir. Kalau ancamannya tetap angin kencang, banjir dan longsor,” terang Sadono saat dikonfirmasi, Rabu (25/10/2023).
Sejumlah titik yang perlu rawan bencana di Kabupaten Malang, lanjut Sadono, masih sama dengan beberapa waktu terakhir. Sementara itu, hingga saat ini untuk tingkat kerawanannya sendiri belum dapat diprediksi.
“Wilayah rawan tetap seperti sebelumnya, tidak ada perubahan. Untuk tanah gerak prinsipnya sama dengan longsor, juga adanya pergeseran,” jelasnya.
Menurut data BPBD Kabupaten Malang, sejumlah titik yang diketahui rawan longsor dan tanah gerak ada di Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, Tumpang, Poncokusumo, Ampelgading, Tirtoyudo, hingga Desa Srimulyo Kecamatan Dampit.
Sedangkan untuk wilayah rawan banjir berada di Kecamatan Lawang, Singosari, Karangploso, hingga Pakis.
Sementara itu, untuk angin kencang dan pohon tumbang berada di wilayah Kecamatan Pakis, Poncokusumo, Jabung, Tumpang, Kepanjen, Bululawang, Pagak, Dau, Pujon, Ngantang, Kasembon.
Terpisah, Forecaster BMKG Stasiun Klimatologi Jatim, Iis Winarsih membenarkan bahwa ada kemungkinan kemarau lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya.
“Untuk wilayah Malang diprakirakan masuk musim Hujan pada November dasarian (sepuluh hari) kedua, pada daerah Pujon dan Ngantang. Sedangkan wilayah lain diprakirakan masuk musim hujan pada November dasarian tiga,” jelas Iis saat dikonfirmasi, Rabu (25/10/2023).
Adanya pergeseran musim tersebut tentunya membawa dampak kekeringan yang cukup serius. Sebab, saat ini musim kemarau lebih panjang dari sebelumnya.
“Faktor yang mempengaruhi adalah El Nino. Selain itu perubahan iklim bisa meningkatkan frekuensi terjadinya El-Nino menjadi lebih sering,” pungkasnya. (ptu/bob)