Kota Malang, blok-a.com – Pada bulan Agustus 2023, Kota Malang menghadapi masalah serius terkait tingginya tingkat pengangguran terbuka (TPT), yang mencapai 6,8 persen.
Angkatan kerja di Kota Malang sendiri terdapat 459.985 angkatan kerja. Artinya 6,8 persen-nya atau 31.286 masuk kategori pengangguran.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal, dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang Arif Tri Sastyawan sendiri menyadari dampak dari situasi ini di masyarakat Kota Malang.
Sosok yang akrab disapa Arif itu menyatakan bahwa generasi Z di Kota Malang merupakan mayoritas pengangguran di antara generasi lainnya. Pemkot Malang memiliki tantangan besar untuk menciptakan lapangan kerja baru.
“Banyak generasi Z yang menganggur. Kami memiliki tantangan untuk membuka lapangan kerja baru. Apapun itu alasannya,” kata Arif.
Dalam konteks ini, Arif mengungkapkan pengalaman pribadinya saat memberikan pelatihan di Kota Malang.
Ia mengaku sempat membukakan peluang kerja kepada para pemuda yang menjalani kepelatihan, namun ditolak karena lokasi kerja yang jauh dari Kota Malang.
“Belum selesai pelatihan, saya dihubungi oleh pengusaha di Batam dan Bali untuk mencari pekerja dari Kota Malang. Kami sampaikan ke peserta, tapi mereka tidak mau. Mereka maunya kerja di Kota Malang, tidak mau keluar dari Kota Malang,” tambahnya.
Menurut Arif, hal ini menggambarkan bagaimana generasi Z memiliki preferensi untuk bekerja di tempat domisili mereka daripada memperbanyak pengalaman dengan merantau.
Karenanya, untuk mengatasi tantangan ini, Pemerintah Kota Malang mencoba mengambil langkah-langkah jemput bola, dengan salah satunya adalah melalui kerja sama dengan beberapa badan usaha yang memerlukan lapangan kerja.
“Kami sudah kerja sama dengan pembukaan usaha di Kota Malang seperti resto, toko modern dan lainnya. Kita dahulukan untuk warga sekitar, baru Kota Malang secara keseluruhan,” ungkap Arif.
Tidak hanya dengan kerja sama itu, Pemerintah Kota Malang sendiri juga investasi di sektor-sektor seperti kuliner dan hotel.
Dengan adanya investasi di sektor-sektor tersebut, diharapkan lapangan kerja yang terbuka semakin luas dan dapat menampung mereka yang enggan berpindah dari Kota Malang.
“Kalau banyak investasi, seperti kuliner, hotel bisa banyak menyerap tenaga kerja di Kota Malang,” kata Arif, menekankan pentingnya investasi untuk menyerap angkatan kerja lokal,” jelas Arif. (art/bob)