Kota Malang, Blok-a.com – Rentetan spanduk yang terpasang di pintu masuk Politeknik Kota Malang (Poltekom), Jalan Raya Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang terjawab sudah.
Berdasarkan pantauan wartawan Blok-a.com, spanduk tersebut sudah terpasang sejak 13 November lalu. Hingga Selasa (21/11/2023), spanduk yang berisi “Hak Dosen Aja Gak Terpenuhi Apalagi Hak Mahasiswa”, “Terlalu Sibuk Berpolitik, Sampai Lupa Ngurusi Politeknik #Save Poltekom” itu masih berdiri akibat nasib mahasiswa yang tak pasti.
Diketahui, para mahasiswa poltekom menuntut pihak yayasan perguruan tinggi untuk bertanggung jawab. Sebab, ternyata kampus tersebut masih menerima mahasiswa padahal sudah tidak aktif sejak awal 2023 lalu. Hal itu disampaikan oleh Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Poltekom Mahbub Ubaidillah, ketika berhasil dikonfirmasi awak media.
Dia mengatakan, awalnya Poltekom Kota Malang tersebut terdapat 4 program studi, seperti Teknik Mekatronika, Teknik Informatika, Teknik Telekomunikasi, hingga Destinasi Wisata. Namun kini, hanya tersisa 5 dosen saja.
“Kalau sekarang, dosennya tersisa 5 orang di Teknik Mekatronika dan Teknik Informatika. Di 2023 awal, jadwal kuliah itu sudah mulai kacau serta tidak beraturan,” ujarnya.
Bahkan, beberapa dosen, lanjut dia, terpaksa merangkap mengajar di beberapa mata kuliah untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa. Hingga, satu persatu dosen mengundurkan diri. Alasannya adalah, para dosen tersebut sudah tidak diberikan gaji lebih dari tiga tahun.
“Setelah itu, kami sedih dengan keadaan kampus. Bahkan, banyaknya dosen mundur aktivitas perkuliahan tidak berjalan sejak akhir Desember 2022 lalu,” tuturnya.
Abdillah menyebut, kondisi itu pun membuat para mahasiswa bergerak dengan memasang spanduk-spanduk dan dibagikan ke media sosial.
Para mahasiswa Poltekom yang tersisa pun sempat mendatangi ke rumah beberapa orang-orang yang merupakan bagian dari yayasan. Sebelum memasang rentetan spanduk itu, dia meminta bantuan dan kejelasan terkait kondisi tersebut. Terutama soal nasib dosen yang tidak mendapatkan upah.
“Mereka (Dosen) sudah lama tidak digaji dan satu persatu mereka keluar dari tahun 2019 sampai 2023. Dosen pun bilang ke kami, yang punya power ya mahasiswa untuk menyuarakan aspirasi ini,” pungkas dia. (mg2/)