Kota Malang, Blok-a.com – Memanasnya debat calon presiden (Capres) ketiga pada 7 Januari lalu tengah menjadi sorotan. Pasalnya, calon presiden nomor 1, Anies Baswedan dan calon presiden nomor 3, Ganjar Pranowo berikan komentar pedas terkait kinerja Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).
Salah satunya, ketika Ganjar memberikan skor 5 kepada Prabowo, Anies memberikan skor yang 11 dari 100.
Menurut pengamat politik Universitas Widyagama Malang, Ramadhana Al Farisi, memang debat tersebut terfokus pada Prabowo. Pasalnya, tema yang dibawakan masih dalam konteks pertahanan, yang kemudian membahas kinerja Menhan.
“Debat kemarin memang sangat strategis mengenai pertahanan negara sehingga cenderung fokus ke prabowo yang pernah menjadi MENHAN,” ujar dia, pada (10/1/2024).
Menurut Rama, sikap Anies sangat terlihat jelas ingin menyudutkan Prabowo. Emosi Anies terlihat melalui retorika yang dilontarkan lebih subjektif karena ingin menyudutkan Prabowo.
Anies Baswedan juga membahas soal kesejahteraan TNI dengan memberikan data tidak sebandingnya luas rumah dinas dan kepemilikan tanah milik presiden RI dan Menhan.
Kemudian, Anies bicara soal skor kinerja Menhan usai ditanya oleh Ganjar Pranowo. Ganjar menilai hanya 5 sementara Anies memberikan skor 11 dari 100.
Di sisi lain, mereka juga mengomentari soal alutsista bekas yang dinilai tak cukup aman untuk kinerja TNI.
Sehingga, serangan tersebut dinilai sangat subjektif dan tidak menunjukkan visi misi.
“Sedangkan emosi Prabowo terlihat ketika lontaran subjektif dari Anies diucapkan, sehingga membuat nada bicara Prabowo terlihat tinggi. Hal demikian wajar saja, karena ekspresi emosi setiap calon berbeda karena latar belakangnya berbeda juga. Namun prabowo mampu mengendalikan dengan baik dan fair karena yang harus dijawab membutuhkan waktu panjang. Sehingga yang dijawab Prabowo hanya garis besarnya,” papar dia.
Menyinggung soal informasi pertahanan negara, dosen Fakultas Hukum ini menyebut memang seharusnya tidak diucapkan gamblang ke publik. Pasalnya hal tersebut memang rahasia. Sehingga hal ini menyulitkan Prabowo untuk membalas pertanyaan secara gamblang.
“Ketika transparansi data itu ditawarkan oleh Prabowo dilain waktu, jawaban Anies dan Ganjar sama memaksa harus saat itu juga, akan tetapi tidak ada yang berani mengiyakan tawaran Prabowo terkait transparansi data,” lanjut dia.
Soal memanasnya suasana debat, Rama memproyeksikan hal tersebut dampak dari penampilan Gibran pada debat cawapres lalu. Terlebih, sempat terjadi peningkatan elektabilitas usai debat cawapres sesi kedua dan capres sesi ketiga.
Menurut Rama, menajamnya jalan debat capres antara Anies dan Prabowo tersebut akibat imbas dari sesi sebelumnya. Terlebih, calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, pada waktu debat lalu tidak bisa tampil prima.
“Secara tidak langsung terlihat menurun mentalnya oleh cawapres Prabowo, Gibran Rakabuming,” beber dia.
Berdasarkan survey Median per tanggal 8 Januari, paslon Prabowo-Gibran sebanyak 43,1 persen. Paslon Anies-Cak Imin 26,8 persen, paslon Ganjar-Mahfud 20,1 persen. Sementara sebanyak 10,0 persen belum menjawab.
“Bisa dipastikan debat cawapres mendatang juga akan memanas,” tuturnya. (wdy/)