Kota Malang, blok-a.com – Partai Golkar menjadi partai yang menarik ditunggu rekomendasinya di Pemilihan Walikota (Pilwali) Malang 2024. Sebab partai ini mempunyai modal yang cukup besar, yakni 6 kursi DPRD Kota Malang.
Namun hingga kini Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar belum juga menentukan siapa sosok yang diberikan rekomendasi. Sejumlah nama muncul, mulai dari mantan Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, mantan kader PSI, Ardantya Syahreza, hingga Ketua DPD Partai Golkar Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko.
Meskipun belum muncul secara resmi, seluruh kader Partai Golkar di Kota Malang, mulai dari pengurus DPD Partai Golkar, Dewan Pertimbangan, seluruh unsur Pimpinan Kecamatan, Pimpinan Kelurahan hingga organisasi sayap Golkar Kota Malang mulai menunjukkan satu suara.
Satu suara itu ialah bentuk dukungan terhadap Sofyan Edi Jarwoko untuk maju sebagai Calon Walikota Malang (Cawali) di Pilwali Malang 2024.
Hal itu dibenarkan oleh Divisi Pemenangan Pemilu DPD Partai Golkar Kota Malang, Suryadi saat dikonfirmasi blok-a.com, Selasa (19/8/2024).
Dia menjelaskan, dukungan untuk Sofyan Edi Jarwoko dari seluruh keluarga besar Golkar Kota Malang itu dilakukan pada Minggu (11/8/2024) kemarin.
“Sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan bahwa dukungan ini diharapkan dapat memperkuat posisi Bapak Sofyan Edi Jarwoko dalam proses pemilihan dan meperkokoh dukungan internal partai menjelang event Pilkada 2024,” kata Suryadi.
Adapun alasan internal Golkar Kota Malang mendukung mantan Wakil Walikota Malang untuk diberi rekomendasi maju Pilwali Malang 2024. Menurut Suryadi, Sofyan Edi adalah kader terbaik Partai Golkar. Dedikasinya juga tinggi dan berprestasi.
“Keberhasilannya dalam fakta-fakta politik yang sudah terjadi, dengan berbagai pengalamannya baik di legislatif dan eksekutif sudah dijalani hingga pada jam terbangnya yang mempuni.” jelasnya.
Dengan dukungan ke Sofyan Edi, Suryadi ingin menunjukkan bahwa Partai Golkar saat ini harus siap tampil. Golkar kini ingin menunjukkan politik yang tegas. Suryadi menambahkan, dengan mengusung Sofyan Edi ini menunjukkan Golkar tidak menampilkan politik seperti politik badut.
“Politik Golkar yang akan ditawarkan bukan seperti badut politik semata yang biasanya hanya mengumbar senyum di setiap perhelatan, menampilkan gimmick, cari sensari, tebar pencitraan, tebar janji politik,” tegasnya. (bob)