Malang, blok-a.com – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang Raya dan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, menggelar Uji Kompetensi Wartawan (UKW) angkatan 54 – 55 yang diikuti sebanyak 48 peserta dari berbagai kota/kabupaten di Jawa Timur.
Acara tersebut resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang Erick Setyo Santoso, mewakili Penjabat (Pj) Wali Kota Malang Wahyu Hidayat yang kebetulan berhalangan untuk hadir, Jumat (17/11/2023) di Hotel Aria Gajayana Komplek MOG Jalan Kawi No 24, Klojen, Malang.
UKW PWI yang terbagi dalam 8 kelas, yaitu 4 kelas Muda, 2 kelas Madya, dan 2 kelas Utama, masing-masing kelas ada 6 peserta.
Hadir dalam kesempatan itu Kapolsek Kedungkandang AKBP Agus Siswo Hariadi mewakili Kapolresta Malang, Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim, Ketua PWI Malang Raya Cahyono, Ketua DPRD Kota Malang Made I Wayan Kartika dan sejumlah OPD Kota Malang.
Pelaksanaan UKW PWI Malang Raya angkatan 54-55 ini didukung sepenuhnya oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang yang disponsori oleh Juragan99 (J99 Corp), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan Konsultan Data Asandra Salsabila.
Jumat 17 November 2023 dengan agenda sambutan dan pembukaan, pembekalan, serta diskusi Ekraf Kota Malang melalui MCC yang menghadirkan pembicara Asandra Salsabila dan Vicky Arif berlangsung di Hotel Aria Gajayana Kota Malang.
Dalam diskusi itu Asandra Salsabila yang merupakan ahli dibidang Data, terutama Big Data, Business Intelligence, Data Analytics, dan Data Science memaparkan pentingnya Artificial Intelligence (AI) dalam menunjang Ekraf di Kota Malang.
”Untuk membuat ekraf di Kota Malang semakin maju, maka Sumber Daya Manusia (SDM) harus diperkuat pada bidang teknologi, data, dan kecerdasan buatan atau AI,” ungkap Asandra.
Sementara, para pemuda di Kota Malang, menurut Asandra, sudah menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap perkembangan teknologi, utamanya perangkat lunak. Hal itu diketahui melalui gerakan #17an_MLG yang pernah diselenggarakan beberapa waktu lalu.
Menurutnya, perbandingan pertumbuhan ekraf antara Jakarta dan Kota Malang, menunjukkan perbedaan signifikan dalam beberapa hal, antara lain penetrasi, informasi, dan kesiapan SDM-nya.
“Sekarang ini, di Jakarta bisnis food and beverage (FnB) seperti bakery lokal saja, mereka sekarang sudah main aplikasi big data, data analisis User Interface (UI) research. Jadi mereka sangat berkembang dari sisi teknologi,” tambah Asandra.
Untuk menyikapi anggapan bahwa AI merupakan ancaman bagi pelaku Ekraf, karena penggunaan AI dapat mencuri konten mereka, Asandra menjelaskan, AI bukanlah hal yang perlu ditakutkan, jika penggunaan teknologi dengan baik dan benar, akan sangat membantu memaksimalkan potensi pelaku Ekraf.
”Justru AI itu harus dirangkul, dimengerti, dan dibuat sebagai skill,” lanjutnya.
Pendiri Malang Creative Fusion (MCF) Vicky Arif juga menyampaikan, MCC kini juga tengah berafiliasi dengan Inggris dan Singapura. Maka jejaring yang dibangun untuk bisa menyalurkan kebutuhan SDM Kota Malang dengan luar negeri semakin terbuka lebar.
“Kita punya MCC, Kota Malang gudangnya anak-anak startup. Kebutuhan startup di negara Singapura meningkat, mereka kekurangan SDM kreatif, untuk itu kita bisa melihat peluang dari sini. Kita siapkan manusia kreatifnya karena potensi di Kota Malang yang bisa dijual adalah manusianya,” tegas Vicky.
Dalam kurun waktu 11 bulan terakhir, MCC tercatat sudah menyelenggarakan sebanyak 2.230 event, menampung sebanyak 1.933 pelaku ekonomi kreatif dan 180 kolaborator. Total penerima manfaat (dari kegiatan pelatihan, pameran, dan lainnya) sudah sebanyak 191.598 penerima manfaat.
Pengembangan sistem kolaborasi events di MCC dibangun secara profesional, dengan mempekerjakan sebanyak 42 tim profesional.
“Kita meng hire 42 profesional team. Ini yang membedakan MCC dengan Ekraf yang lainnya,” pungkas Vicky.(sya/kim)