Balada Topeng Monyet Keliling Malang, Akrab dengan Bisingnya Jalanan

Topeng Monyet di jalanan Malang. (blok-a.com/Satria Akbar)
Topeng Monyet di jalanan Malang. (blok-a.com/Satria Akbar)

Kabupaten Malang, blok-a.com – Siang hari yang terik, Senin (22/4/2024), dua pengamen topeng monyet terlihat melintas di perempatan Kepanjen, tepatnya dari arah Jalan H.M. Sun’an.

Seekor monyet terduduk diam di ujung belakang jok sepeda motor. Tangan mungilnya memegangi miniatur motor yang biasa jadi properti atraksinya.

Kadang kala, monyet itu terlihat memandangi lalu lalang kendaraan yang berisik berseliweran di kiri kanannya.

Tidak ada pengaman apa pun untuk mencegah ia jatuh, kecuali seutas rantai yang dipasang di lehernya.

Ia tidak dikurung dalam kandang ataupun dipegang oleh tuannya.

Pun kedua pengamen tersebut memilih tak memakai helm untuk mengamankan kepala mereka. Hanya satu orang yang menyetir menggunakan topi terbalik.

Saat berhenti di lampu merah, sang monyet terlihat celingak-celinguk. Entah mencari simpati, ada yang menarik perhatiannya, atau terusik bisingnya jalanan. Tidak ada yang paham dengan isyaratnya.

blok-a.com sempat menyapa kedua pengamen dan menanyakan apa mereka tidak takut monyetnya melompat dan menggigit pengendara lain.

“Aman,” sahut salah satu pengamen itu.

blok-a.com kehilangan jejak setelah mereka balik arah karena melihat di Jalan Ahmad Yani sedang dilaksanakan operasi polisi untuk kendaraan roda dua.

Mengamen dengan topeng monyet sejatinya sudah dilarang di Jawa Timur sejak 2019 lalu dengan beberapa alasan.

Salah satu yang paling mendasar adalah tidak adanya penerapan etika kesehatan dan kesejahteraan satwa.

Tingkat stress yang tinggi bisa menyebabkan monyet menjadi agresif dan menyerang manusia, terutama kepada anak-anak yang menonton.

Selain itu, monyet yang tersandera juga berpotensi menyebarkan penyakit kepada manusia seperti rabies, cacing, LSD, hingga TBC.

Namun, di Malang sendiri masih terlihat beberapa pengamen topeng monyet yang berseliweran.

Tak sedikit juga anak-anak yang masih berkumpul menikmati hiburan rakyat itu. Tanpa ada yang tahu penderitaan di balik tampang si monyet yang imut dan lucu.(art/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?