Malang, Blok-a.com – Dua tahun telah berlalu sejak tragedi Kanjuruhan merenggut nyawa 135 orang. Hingga kini, keluarga korban masih berjuang menagih kejelasan mengenai asuransi tiket pertandingan yang menjadi hak mereka.
Pada hari ini, Selasa (1/10/2024), Polres Malang menggelar rangkaian acara guna mengenang 135 korban peristiwa naas tanggal 1 Oktober 2022 itu.
Acara peringatan dua tahun tragedi diawali dengan doa bersama yang dihadiri puluhan keluarga korban tragedi kanjuruhan. Kegiatan tersebut berlangsung di Satpas Prototype, Desa Tegaron, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, pada Selasa (1/10/2024) siang.
Dalam kesempatan itu, Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis Aryana mengatakan. Hingga saat ini pihaknya masih terus membersamai keluarga Tragedi Kanjuruhan. Salah satu bentuknya adalah dengan adanya peringatan dua tahun tragedi ini.
“Kami masih bersama keluarga korban untuk menggelar doa bersama, memperingati dua tahun Tragedi Kanjuruhan,” ujar Putu Kholis usai menggelar doa bersama, Selasa (1/10/2024).
Membersamai yang dimaksud, yakni mengakomodir aspirasi dan harapan keluarga korban. Termasuk untuk meminta kejelasan terkait polemik asuransi pertandingan 1 Oktober 2022.
“Dari beberapa hasil interaksi kami adalah bagaimana keluarga korban ingin meminta kejelasan tentang polemik asuransi pada saat pertandingan 1 Oktober 2022,” jelasnya.
Kholis menambahkan, permasalahan asuransi ini sebelumnya juga menjadi salah satu temuan dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).
“Sebelumnya ini merupakan salah satu temuan juga oleh TGIPF. Namun memang keluarga korban belum mendapatkan informasi secara jelas, sehingga kami lakukan pendalaman kembali,” beber Kholis.
Ia menegaskan, pihaknya akan memfasilitasi kejelasan asuransi yang menjadi suatu polemik bagi keluarga korban. Kedepan, informasi tersebut juga akan disampaikan melalui forum resmi dengan melibatkan para keluarga korban dan pihak-pihak lain yang terlibat.
“Harapannya adalah kami bisa menyampaikan informasi lebih detail tentang bagaimana polemik asuransi tersebut. Nanti akan kami sampaikan di forum yang lebih teknis, bersama keluarga korban, baik itu paguyuban, yayasan,” katanya.
Terpisah, salah satu orang tua korban Tragedi Kanjuruhan, Yudhi Perngil menerangkan. Hingga saat ini dirinya masih mencari kepastian atas asuransi yang menjadi hak anaknya sebagai supporter resmi yang membeli tiket.
“Penonton beli tiket, seharusnya dapat asuransi. Tapi hingga saat ini pihak panitia tidak diasuransikan, itu suara-sura sumbang,” kata Yudhi saat ditemui usai doa bersama.
Menurut orang tua dari mendiang Gabriel (16), banyak keluarga yang belum menerima informasi konkret mengenai proses klaim asuransi tiket dari manajemen Arema FC.
“Faktanya dari pihak manajemen belum ada respon dua tahun lebih. Mudah-mudahan saja pihak berwenang seyogyanya melaksanakan tugas kewajiban semestinya dilakukan keluarga korban,” pungkasnya.
Selain menggelar doa bersama, Polres Malang juga mengibarkan bendera setengah tiang sebagai tanda belasungkawa dan empati terhadap para korban Tragedi Kanjuruhan.
Bukan hanya sebagai simbolis, ini merupakan wujud penghormatan Polres Malang terhadap keluarga korban dan masyarakat yang masih merasakan duka mendalam. Rencananya, pengibaran bendera setengah tiang ini akan berlangsung selama dua hari hingga Rabu (2/10) besok. (ptu/gni)