Lewat Sunday Funday, Tujubelasan Movement Cetak Talenta Muda Kreatif Malang Raya

Founder Tujubelasan Movement, Asandra Salsabila tinjauan ke stand startup e-bin milik Ecomatriks (Blok-a.com/ Putu Ayu Pratama S)
Founder Tujubelasan Movement, Asandra Salsabila tinjauan ke stand startup e-bin milik Ecomatriks (Blok-a.com/Putu Ayu Pratama S)

Kota Malang, blok-a.com – Ratusan muda-mudi dari belasan startup di Malang Raya mengikuti kegiatan Sunday Funday with Sport-up yang diadakan oleh Tujubelasan Movement, di Lapangan Rampal Minggu (21/11/2023).

Setidaknya ada 19 startup yang masing masing memamerkan ide kreatifnya melalui prototype yang telah disiapkan sejak satu bulan terakhir.

Sebelumnya, Tujubelasan Movement telah menyeleksi sebanyak 50 startup menjadi 19, yang kemudian diberikan modal dan dibekali workshop pelatihan untuk mengembangkan produknya.

Founder Tujubelasan Movement, Asandra Salsabila menuturkan, modal awal tersebut digunakan untuk mengembangkan ide melalui prototype yang selanjutnya akan dipamerkan dalam kegiatan Startup Expo pada acara Sunday Funday pagi tadi.

“Kita beri modal Rp5 juta untuk awal. Kita beri waktu satu bulan untuk develope prototype atau produknya dan bisa dijual disini,” terang Asandra saat ditemui di acara Sunday Funday, Minggu (21/1/2024).

Dari 19 prototype, Tujubelasan Movement memilih sejumlah hasil produk startup yang dinilai menarik. Bahkan, terdapat satu startup yang berhasil menarik perhatian banyak pengujung, termasuk investor luar negeri.

Produk tersebut adalah milik Ecomatriks, produk itu merupakan sebuah inovasi berbasis internet of things atau loT bernama e-Bin. Produk ini berupa tempat sampah kreatif yang memiliki fungsi memilah sampah organik dan non organik.

Dari 19 startup tersebut, startup Ecomatriks terpilih menjadi pemenang dari kegiatan 2023 Startup Competition dan berhak mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp25 juta.

“Tempat sampah ini bisa mendeteksi jika sampah penuh. Lalu ada penyalurannya,” jelasnya.

Dinilai menarik sebab menurut Asandra, saat ini Malang Raya khususnya Kota Batu menjadi salah satu daerah yang darurat sampah. Sehingga adanya inovasi tersebut dapat menjadi solusi dari permasalahan pengelolaan sampah di Malang Raya.

“Ini paling menarik menurut kami, karena setau saya Kota Batu lagi kenceng-kencengnta krisis sampah dan Malang Raya bisa jasi sebentar lagi krisis sampah juga,” ujarnya.

Terpisah, salah satu Tim Ecomatriks, Hilda Arianti menuturkan, pada umumnya tempat sampah, satu unit e-Bin terdapat dua bilik pembuangan yakni untuk jenis sampah non organik dan organik.

“Jadi ini tempat sampah berbasis IOT yang dimana di tempat sampah itu ada bagian yang khusus untuk botol plastik, kaleng atau sampah-sampah yang bisa didaur ulang, dan di satunya lagi ada residu, dimana residu itu sampah yang organik dan tidak bisa di recycle,” terang Hilda, Minggu (21/1/2023).

Melalui Startup Expo tadi, kata Hilda, pihaknya merasa diuntungkan sebab produknya berhasil dilirik oleh salah satu rumah sakit yakni di Malang, bahkan hingga pembeli asal luar negeri.

“Dan kita sudah ada obrolan dengan pihak Rumah Sakit Bhayangkara, yang dimana mereka fix membeli di kita sejumlah tiga unit tempat sampah dengan sistem monitoring, dan kemungkinan di rumah sakit akan menambah fitur yang dimana sensor suara,” pungkasnya. (ptu/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?