Penambahan Stok LPG untuk Malang Jelang Lonjakan Permintaan saat Idul Fitri

Penambahan Stok LPG untuk Malang Jelang Lonjakan Permintaan saat Idul Fitri
Stok LPG tiga kilogram di pangkalan LPG milik Edi Suprianto habis saat musim kelangkaan, pada Jumat (9/06/2023) (Blok-a.com/Putu Ayu Pratama S)

Kota Malang, blok-a.com – Pertamina Fuel Terminal Malang telah melakukan langkah antisipasi menghadapi potensi kenaikan permintaan LPG oleh masyarakat menjelang perayaan Lebaran.

Adanya peningkatan permintaan di bulan puasa ini diprediksi akan meningkat juga mendekati hari raya Idul Fitri.

Hal ini disebabkan oleh asumsi masyarakat yang takut akan tutupnya agen-agen yang menjual LPG, sehingga mereka membeli LPG sebelum Idul Fitri.

“Masyarakat takutnya nanti saat idul fitri agennya tutup, nah ini mau beli ke mana,” terang Choerul Anwar, Sales Branch Manager Pertamina Wilayah Malang Raya.

Dalam upaya mengatasi hal ini, mereka berencana untuk meningkatkan distribusi LPG sebanyak 8 persen.

Choerul menjelaskan bahwa meskipun belum ada isu kelangkaan LPG, pihaknya tetap melakukan antisipasi dengan meningkatkan kapasitas pendistribusian.

Menurutnya, menjelang Idul Fitri, kenaikan permintaan LPG diprediksi mencapai puncak tertinggi tahun ini sebesar 8 persen.

“Kita akan memberikan tambahan distribusi. Kalau kenaikan LPG mencapai puncak tertinggi tahun ini, prediksi kami sebesar 8 persen,” ujar Choerul.

Pertamina Malang sendirit telah melakukan antisipasi terhadap lonjakan permintaan dengan memberikan tambahan distribusi LPG sebesar 4 persen pada awal bulan puasa.

Menurut Choerul, penambahan ini dilakukan secara proporsional setiap hari dan hingga saat ini tidak ada laporan isu di lapangan terkait kelangkaan LPG.

Choerul menjelaskan bahwa penambahan distribusi sebesar 4 persen merupakan kenaikan dari kuota bulanan, yang setara dengan sekitar 123 metrik ton per bulan.

Jumlah ini dianggap cukup signifikan untuk memenuhi kebutuhan LPG bagi masyarakat Malang Raya, yang mencapai 115 ton per hari atau sekitar 2500 ton per bulan.

“Dalam sebulan, Malang Raya membutuhkan rata-rata 115 ton per hari, atau sekitar 2500 ton per bulan. Kami akan memastikan ketersediaan LPG di Malang Raya,” terang Choerul.

Choerul juga mengatakan bahwa onsumsi LPG di Malang Raya masih didominasi oleh LPG subsidi atau yang biasa dikenal dengan Gas Melon.

Konsumsi LPG subsidi tersebut menguasai 93% pasar Malang Raya, dan sisanya adalah jenis LPG non subsidi.

“Oleh karena itu kami juga rasa penting untuk mensosialisasikan penggunaan LPG non subsidi di Malang ini,” tuturnya.

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?