Kota Malang, blok-a.com – Ternyata anak muda di Kota Malang banyak yang membuang peluang untuk mendapat pekerjaan karena gengsi.
Hal itu diutarakan Kepala Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang, Arif Tri Sastyawan.
Dia menjelaskan, hal ini terjadi tak kala dia bertemu dengan pelaku usaha rokok SKT (Sigaret Kretek Tangan) di Kota Malang yang membutuhkan 1500 pekerja. Saat berbicara dengan pengusaha itu ternyata, pengusaha itu sulit menemukan pekerja dari Kota Malang. Akhirnya pengusaha itu mencari pekerja dari Kabupaten Malang.
Anak-anak muda di Kota Malang yang ditawari, menolak peluang untuk mendapat pekerjaan di usaha rokok SKT itu.
“Kami mendorong agar anak-anak muda di Kota Malang bekerja, tapi ketika ada peluang, mereka menolaknya. Akhirnya warga Kabupaten Malang yang masuk kerja ke Kota Malang. Saya sedih mengetahui ini,” ujar Arif.
Arif menjelaskan, anak muda di Kota Malang diduga enggan bekerja di usaha rokok SKT itu karena gengsi. Anak muda di Kota Malang dinilainya masih ingin bekerja di tempat yang lebih baik seperti ruangan ber-AC.
“Anak-anak mudah sudah diminta, tapi mereka tidak mau karena gengsi. Mereka lebih enak kerja di tempat ber-AC. Tidak mau linting tangan.” kata dia.
Padahal, gaji di usaha rokok SKT di Kota Malang cukup bagus. Satu hari bekerja digaji Rp 150 ribu. Dia menjelaskan, jika satu bulan kerja gajinya Rp 3,3 juta atau setara dengan Upah Minimum Kota (UMK) Malang.
“Jika angka itu dikali 22 hari aktif kerja, maka jumlahnya 3.300.00, hampir setara dengan Upah Minimum Kota (UMK) di Kota Malang yang berada di angka Rp 3.309.144.” terang Arif.
“Jika produknya lebih banyak, maka penghasilan yang diterima rata-rata di antara Rp 200 ribuan per hari.” sambung Arif.