5665 Anak di Kota Malang Tidak Sekolah

5665 Anak di Kota Malang Tidak Sekolah
Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan saat sosialisasi Penanganan Anak Tidak Sekolah di Hotel Savana, Rabu (2/10/22024) (blok-a/Andik Agus)

Kota Malang, blok-a.com – Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan menyoroti adanya 5665 anak di Kota Malang yang tidak sekolah.

Data tersebut berasal dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

“Saya sampaikan dan sebutkan di dalam data pendidikan ada 5665 anak yang tidak sekolah di Kota Malang, dengan rincian 1875 Drop Out (DO), 1271 tidak lulus dan 2900 tidak pernah sekolah,” ujar Iwan dalam giat Sosialisasi PATS (Penanganan Anak Tidak Sekolah) di Hotel Savana Kota Malang, Rabu (2/10/2024).

Dengan adanya data ini, Iwan bakal memberi perhatian serius bagi anak di Kota Malang yang tidak sekolah.

“Pertama kita harus melakukan sosialisasi dengan beberapa stakeholder ya ada operator yang nanti akan menjadi kominikasi lini terdepan untuk mendata,” tuturnya.

Kemudian, lima camat di Kota Malang akan dikumpulkan. Di setiap kecamatan nantinya akan ada ruang gratis yang digunakan untuk sekolah. Pengadaan ruang ini berkolaborasi dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

“Pemkot Malang akan berkolaborasi dengan PKBM yang sudah diberikan ruang gratis, jadi ini akan menjadi hal sangat baik. Artinya respon kami cepat untuk penanganan ini dengan rangka sosialisasi, pembentukan Satgas dan sebagainya,” tuturnya.

Iwan menambahkan, nantinya anak-anak yang tidak sekolah akan didata dan diidentifikasi.

“Jadi nantinya anak-anak yang masuk kita identifikasi, kita salurkan kepada PKBM,” tutupnya.

Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan saat sosialisasi Penanganan Anak Tidak Sekolah di Hotel Savana, Rabu (2/10/22024) (blok-a/Andik Agus)
Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan saat sosialisasi Penanganan Anak Tidak Sekolah di Hotel Savana, Rabu (2/10/22024) (blok-a/Andik Agus)

Terpisah, Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana menjrlaskan, penyebab anak tidak menempuh pendidikan itu masih dilakukan penelusuran.

Namun dia menduga salah satu penyebabnya adalah anak tidak sekolah karena meringankan perekonomian keluarga. Selain itu terdapat kemungkinan masyarakat tidak mengetahui bahwa sekolah itu digratiskan.

“Mungkin tahunya bahwa sekolah itu bayar akhirnya membuat anak malas sekolah. Kalau memang tidak ada seragam, kami bisa membantu untuk mendapatkan seragam,” tuturnya.

Suwarjana juga telah mencoba ke salah satu lokasi di sekolah di Arjowinangun Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.

“Kemarin dari penelusuran kami, anak sudah mulai sekolah, tapi memang juga ada yang benar data itu. Makannya kami akan segera menindaklanjuti dengan kegiatan sosialisasi. Harapan. Kami sampai Desember anak-anak yang belum sekolah sudah dapat sekolah,” tuturnya.

Salah satu anak yang putus sekolah, Rafi dari Kelurahan Arjowinangun Kecamatan Kedungkandang Kota Malang mengatakan, dia putus sekolah pada tahun 2020. Saat itu dia hanya menuntaskan pendidikan sampai jenjang sekolah dasar (SD) di SD Negeri Arjowinangun 1.

Setelah itu, dia tidak meneruskan pendidikan karena malas sekolah. Selama tidak sekolah, dia tidak memiliki kegiatan, dan hanya diam di rumah.

Kemudian dia didatangi petugas dan ditawari untuk sekolah lagi.

“Belum bekerja, di rumah saja. Ingin meneruskan sekolah lagi,” tutupnya. (mg1/bob)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?