Blitar, blok-a.com – Seorang siswa MTS Plus yang terletak di Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, meninggal dunia diduga akibat terkena lemparan kayu yang terdapat pakunya.
Diketahui korban (siswa) tersebut adalah K (14), warga Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar.
Diduga korban dilempar kayu berpaku oleh salah satu ustaz atau tenaga pengajar sekaligus kerabat pemilik yayasan MTS Plus tersebut.
Menurut keterangan salah satu tenaga pengajar di MTs Plus tersebut, pelemparan diduga dilakukan, karena korban kedapatan masih nongkrong dengan teman-temannya saat memasuki waktu Sholat Dhuha.
“Masuk waktu Dhuha, anak-anak masih main badminton. Mungkin emosi atau apa. Katanya bermaksud melempar ke tanah, agar bubar. Ternyata malah kena kepala siswa,” kata salah satu tenaga pengajar, Jumat (27/09/2024).
Akibatnya, paku yang berada di kayu tersebut mengenai dan menancap di bagian belakang kepala korban, hingga seketika tak sadarkan diri.
“Kayu itu dilempar kemudian menancap ke bagian kepala belakang korban. Seketika langsung gak sadar anaknya,” imbuhnya.
Kemudian korban dibawa ke RSUD Srengat untuk diberikan penanganan pertama.
Namun, menurut pihak pengantar, pelayanan RSUD Srengat sangat lamban. Akhirnya, korban dirujuk ke RSUD Kabupaten Kediri.
“Ini kan masalah nyawa. Korban dibawa ke RSUD Srengat sekitar jam 07.00 WIB. Namun baru ditangani jam 14.00 WIB,” ujarnya.
Sementara Kapolsek Ponggok AKP Sujarwo saat dikonfirmasi mengatakan, jika kasus ini sedang dalam penanganan Polres Blitar Kota.
“Kasus sudah dilimpahkan ke Polres. Karena ini menyangkut anak di bawah umur,” kata Sujarwo.
Tragedi ini merupakan kasus kematian siswa yang kesekian kalinya di area sekolah, di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag).
Kemenag Kabupaten Blitar dinilai seakan tidak belajar dari kesalahan-kesalahan selumnya. Bahkan seolah-olah membiarkan kasus demi kasus terus berulang.
Hal ini memperparah cacatan hitam dunia pendidikan di bawah naungan Kemenag Kabupaten Blitar.
Dimana dibayang-bayangi perilaku pembullian dan kekerasan, yang membuat lingkungan sekolah terasa tidak aman. (jar/lio)