Malang, blok-a.com – Tim Advokasi Tragedi Kemanusiaan (TATAK) Imam Hidayat berbeda pandangan dengan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan dalam Pemilu 2024.
Sebelumnya diberitakan bahwa ada gerakan muncul dari keluarga korban Tragedi Kanjuruhan untuk Golput pada Pemilu 2024 mendatang.
Nah jika kelurga korban Tragedi Kanjuruhan mengambil sikap demikian, berbeda dengan TATAK.
Ketua TATAK, Imam Hidayat mempunyai pandangan lain. Dia menyrankan agar keluarga korban Tragedi Kanjuruhan tidak golput.
Sebab menurutnya, seharusnya kelurga korban Tragedi Kanjuruhan lebih baik memilih pemimpin yang menunjukan niat mengawal Tragedi Kanjuruhan. Sehingga nantinya keadilan yang diharapkan bakal didorong oleh kandidat yang dipilih pada Pemilu 2024 nantinya
“Saran saya, kelurga korban atau teman-teman Aremania yang belum mendapatkan keadilan saya kira jangan Golput. Mereka bisa memilih dari track record dari Capres dan Cawapres mana yang sekiranya nanti bisa mengangkat kembali Tragedi Kanjuruhan agar mendapat ruang keadilan,” terangnya Senin (13/11/2023).
Imam yakin bahwa ada satu Capres atau Cawapres yang maju dalam Pemilu 2024 nantinya ada yang menyuarakan Tragedi Kanjuruhan.
Jika ada yang berani menunjukan wacana Tragedi Kanjuruhan, sosok itulah yang harus didukung dan dimenangkan keluarga korban dan suporter Arema.
“Silahkan memilih mana dari tiga Capres yang memberi harapan untuk menangani Tragedi Kanjuruhan dengan benar dan berkeadilan,” kata dia.
Sementara itu, saat ditanya siapa kandidat yang mulai berani mengusung wacana Tragedi Kanjuruhan, Imam mengaku hingga kini belum ada.
Belum ada politisi yang maju di Pemilu 2024 ini yang menyuarakan pengusutan Tragedi Kanjuruhan secara gamblang.
“Kalaujanji saya belum melihat siapa, tapi kalau yang menyenggol sedikit-sedikit Tragedi Kanjuruhan itu pasanhan Amin atau Anies-Muhaimin,” kata dia.
Imam pun ingin ada perubahan dengan pemerintahan saat ini. Hal ini ia inginkan karena pemerintahan saat ini tidak benar-benar mengusut Tragedi Kanjuruhan.
“Pemerintah sekarang kalaupun membuat sesuatu seperti tindakan hukum sangat mengecewakan. Tidak sesuai dengan apa yang terjadi sesungguhnya,” jelasnya. (bob)