Kota Malang, blok-a.com – Industri kreatif tak melulu tentang kegiatan seni, desain, atau pun pertunjukan. Game juga adalah salah satu industry kreatif yang jika berada di tangan yang tepat dapat menjadi sumber cuan.
Game yang dimaksud bukanlah game slot ataupun judi online, tapi benar-benar permainan yang biasa dimainkan oleh anak-anak muda di kala senggang.
Contohnya seorang pemuda asal salah satu sudut Kecamatan Klojen Kota Malang dengan ‘gamertag’ (nama alias dalam game) MacakKurir, yang telah hampir empat tahun ini menekuni dunia permainan maya untuk mendulang rupiah.
“Dulu tahun 2020 itu ada game Ragnarok X. Terus ada teman mabar (main bareng) DOTA, yang bahas game itu. Nah, dia yang cerita kalau main game ini bisa jadi duit,” terang MacakKurir.
Dari temannya yang ia bilang belum pernah bertemu dan hanya komunikasi via Discord itu, ia diberi tahu bahwa mata uang Zeny yang berlaku di dalam game bisa dijual ke pemain lain di dunia nyata.
“Jualan Zeny, jadi kita farming item game dengan cara berburu monster, lalu kalau yang item biasa, kita tukarkan ke Zeny lalu Zeny-nya dijual ke pemain lain dengan cara transfer Zeny antar karakter. Sekitar 10 juta zeny itu 100 ribu atau berapa, saya lupa. Kalau dapat item yang langka malah bisa dijual langsung,” terangnya.
Ia bahkan sempat membuat akun Instagram jual-beli mata uang game dan item langka karena permintaannya lumayan tinggi. Karena itu, sejak lulus kuliah ia pun semakin ‘rajin’ bermain game.
Tidak hanya terpaku pada satu game, ia dan rekannya memainkan berbagai jenis game yang sedang ngetrend di kalangan para gamers.
“Kalau sekarang yang sedang naik daun itu Toram,” jelasnya.
Dari hasil bermain game online itu, cuan yang ia dapat bisa dibilang cukup menggiurkan.
“Bisa antara Rp 100-150 ribu per hari. Alhamdulillah cukup buat menjalani hari-hari, yang penting bisa bayar listrik, air, telpon, makan, rokok, Kopi,” jelas pemuda dengan gelar sarjana akuntansi ini.
MacakKurir mengaku bahwa kegiatannya ini bukanlah kegiatan yang dapat diandalkkan untuk menjamin masa depan. Karenanya, ia mengaku juga mencari kesempatan yang lebih baik lagi.
“Sekarang ini sedang daftar penerimaan pegawai BUMN, alhamdulillah kemarin lolos tes kedua. Saya tahu dari game ini tidak bisa sustain, makanya sambil cari pekerjaan yang lebih baik,” jelasnya.
Kegiatan yang dilakukan pemuda Klojen ini adalah salah satu bukti industri kreatif yang tidak terbatas.
Namun Kota Malang belum memiliki payung hukum untuk para pelaku industry kreatif dalam berkarya.
Atas dasar ini lah DPRD Kota Malang menyebut perlunya ada Perda Ekonomi Kreatif.
“Tujuannya adalah untuk memberikan dukungan optimal bagi mereka yang ingin berkarya. Oleh karena itu, peran pemerintah daerah, baik melalui kebijakan maupun anggaran, sangat penting untuk memfasilitasi hal tersebut,” jelas Ketua Fraksi PKS sekaligus anggota Komisi C DPRD Kota Malang Bayu Rekso Aji.
Sebenarnya inisiasi ranperda Ekonomi Kreatif sudah diajukan pada tahun 2023 lalu, namun belum dapat dikerjakan karena masalah waktu. Oleh karena itu, Bayu mengatakan pihaknya akan mengawal pembuatan perda ini di tahun 2024 demi kemajuan Ekonomi Kreatif Kota Malang.
“Sudah diajukan tahun 2023, tapi karena keterbatasan waktu tidak lolos di Bamperperda. Kami akan kawal itu tahun ini” ujar Bayu. (art/bob)