Kota Malang, blok-a.com – Media sosial Instagram kini diramaikan dengan All Eyes On Gate 13 Stadion Kanjuruhan setelah ramai dengan All Eyes on Rafah dan All Eyes on Papua.
Slogan All Eyes on Gate 13 Stadion Kanjuruhan ini pun ramai dibuat story di Instagram oleh ribuan akun Instagram.
Slogan ini pun muncul untuk dukungan tergadap keluarga korban Tragedi Kanjuruhan yang kini mencari keadilan. Terlebih, mereka kini marah karena pembongkaran gate 13 Stadion Kanjuruhan yang tidak sesuai kesepakatan.
Gate 13 sebelumnya dikabarkan tidak akan dibongkar dan menjadi memori kelam bagi keluarga korban Tragedi Kanjuruhan yang kehilangan orang tercinta.
Gate 13 ini krusial karena kurang lebih 40 persen korban tragedi 1 Oktober 2022 itu meninggal di pintu masuk ini. Korban meninggal yang terhitung ialah 135 dari peristiwa Tragedi Kanjuruhan.
Sebagai informasi, keluarga korban Tragedi Kanjuruhan sebelumnya sudah mendapat kesepakatan dengan PT Waskita sebagai perusahaan yang merenovasi untuk tidak membongkar Gate 13 pada 28 Mei 2024 lalu.
Namun kekinian, pembongkaran ini menjadi amarah dari keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan. Sejumlah pihak pun meresmpon. Diantaranya adalah Tim Advokasi Tragedi Kanjuruhan (TATAK), LBH, Komisi untuk Orang Hilang Tindak Kekerasan (KontraS), hingga Forum Arema Kampus (FAK) Indonesia.
Mereka menilai bahwa tindakan pembongkaran Gate 13 ini menunjukkan bahwa negara mengabaikan suara dan harapan korban serta keluarga. Apalagi berbagai upaya hukum yang dilakukan selama ini bisa dikatakan menemui jalan buntu.
“Hingga kini laporan-laporan kami tidak ada tanggapan dari pihak-pihak terkait, hingga pembongkaran pintu 13 Stadion Kanjuruhan secara sepihak ini terjadi,” ungkap Ketua Tim TATAK, Imam Hidayat.
Dengan terus menggema di media sosial, keluarga korban mendesak pemerintah serta pelaksana proyek menghentikan renovasi Stadion Kanjuruhan. Dia menduga ada upaya terselubung di balik penghancuran Gate 13 Stadion Kanjuruhan.