Kabupaten Malang, blok-a.com – Warga sekitar Jalan Yos Sudarso Desa Sanggrahan Desa Mangunrejo Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang, digegerkan adanya mayat membusuk di dalam rumah.
Mayat tersebut merupakan warga sekitar Jalan Yos Sudarso Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Mayat itu ditemukan di dalam kamar rumah, Minggu (11/2/2024).
Mayat itu sendiri diketahui bernama Sulistyono (58) dan saat pertama kali diketahui meninggal dunia dalam kondisi membusuk di dalam kamar rumahnya oleh tetangga korban bernama Mokhamad Sodikin (39), sekitar pukul 06.30, Minggu (11/2/2024).
Penemuan mayat itu sendiri adalah saat Sodikin memanggil anaknya di terah rumah milik Sulistyono.
Saat berada di depan rumah Sulistyono itu, Sodikin mencium bau menyengat.
“Yang kemudian dicek ke dalam rumah untuk memastikan sumber bau ,” ujar Kapolsek Kepanjen AKP Moch Lutfi kepada awak media, Minggu (11/2/2024).
Lalu kata Lutfi, Sodikin sempat memanggil manggil Sulistyono namun tidak ada balasan dari dalam rumah.
Akhirnya Sodikin masuk ke dalam rumah. Ternyata bau itu berasal dari Sulistyono yang sudah dalam keadaan meninggal dunia dan membusuk.
“Ahirnya saksi (Sodikin) memberanikan diri masuk ke dalam rumah dan mendapati bahwa pemilik rumah ternyata sudah meninggal di dalam kamar tidurnya dalam keadaan mengenakan pakaian lengkap dan dalam kondisi telentang kaku, perut membesar di lantai di kamar, kepala dan tangan sudah menghitam, sudah keluar cairan,” bebernya.
Kemudian Sodikin menelpon perangkat desa setempat. Sekitar pukul 08.30 Wib pihak Polsek Kepanjen menerima laporan terkait penemuan mayat itu.
“Petugas Reskrim Polsek Kepanjen bersama Relawan TRC BPBD Kabupaten Malang beserta TAGANA Kabupaten Malang meluncur kelokasi untuk melakukan olah TKP hingga proses evakuasi ke RSUD Kanjuruhan Kepanjen untuk dimintakan visum,” imbuh Pria yang pernah menjabat Kapolsek Pakis.
Diungkapkan Lutfi , korban diketahui terakhir oleh warga keluar dari rumahnya hari Kamis (08/2/2024) ke warung kopi untuk beli rokok dan sempat nongkrong.
“Salah satu saksi bernama Dwi Cahyo mengatakan terakhir bertemu korban wajahnya sudah agak menghitam dan disarankan untuk periksa ke dokter namun korban tidak menghendakinya, karena tidak mengidap penyakit hanya menganggap masuk angin biasa . Korban sehari-hari bekerja sebagai seorang sopir truk dan hidup sebatang kara, istrinya bekerja di luar negeri,” ungkap Lutfi.
Disamping itu, keterangan warga lain kalau korban jarang keluar atau jarang berinteraksi dengan warga yang membuat warga tidak mengetahui kondisi korban yang sudah meninggal.
“Korban meninggal dunia diperkirakan lebih dari 2 hari,” pungkasnya.
Pihak keluarga korban sudah ikhlas dan menerima dengan kondisi kematian korban serta bersedia membuat surat pernyataan penolakan otopsi terhadap jenasah korban. (ags/bob)