Rencana Bayar Parkir Pakai QRIS, Begini Tanggapan Driver Ojol di Kota Malang

Suasana Kayutangan Heritage di malam hari. (blok-a.com/Satria Akbar Sigit)
Suasana Kayutangan Heritage di malam hari. (blok-a.com/Satria Akbar Sigit)

Kota Malang, blok-a.com – Dalam upaya mengatasi ketidaknyamanan yang seringkali timbul akibat perilaku tukang parkir di Kota Malang, Dinas Perhubungan Kota Malang sedang merancang rencana perubahan dalam sistem pembayaran parkir.

Salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan adalah penerapan metode pembayaran parkir secara digital dengan QRIS.

Dengan metode ini, diharapkan dapat meminimalisir interaksi langsung antara pengguna dan tukang parkir, serta meningkatkan pendapatan daerah dari retribusi parkir.

Melalui sistem parkir QRIS, seluruh pendapatan parkir akan langsung disetor ke Pemerintah Kota Malang tanpa ada kemungkinan manipulasi.

Kawasan Kayutangan Heritage dijadwalkan sebagai lokasi uji coba implementasi ini.

Menanggapi rencana ini, salah satu pengemudi ojek online (ojol) Kota Malang Adhitya Bagus merespons dengan positif.

Menurutnya, dengan penerapan QRIS, tukang parkir tidak akan lagi dapat menaikkan harga secara mendadak.

“Bagus itu, kalau memakai QRIS kan tukang parkir tidak bisa lagi seenaknya sendiri tiba-tiba menaikkan tarif parkir,” ujarnya.

Namun, ia juga berharap agar sistem ini dapat membedakan antara pengguna umum dan ojol.

Sebagai pengemudi ojol yang sering memarkir kendaraannya di Jalan Kayutangan untuk menunggu pesanan, ia mengungkapkan kekhawatiran terkait tarif dan sistem pembayaran melalui aplikasi.

Sementara ini, tarif parkir khusus untuk pengemudi ojol hanya Rp1000 per parkir, berbeda dengan tarif umum yang Rp2000 per parkir sepeda motor.

“Ya semoga driver-driver tetap lah tarifnya, Rp1000 per parkir jangan ikut yang Rp2000. Jadi dibedakan. Bisa tekor nanti kalau dapat pesanan di tempat yang ada parkirnya lalu kita dipotong Rp2000 berkali-kali,” tuturnya.

Kekhawatiran lain diungkapkan oleh Pradhana, salah satu mitra aplikasi pesan-antar makanan online.

Ia mengungkapkan kekhawatiran terkait kemungkinan sulitnya membayar parkir dengan QRIS saat saldo aplikasinya negatif.

“Kadang kan kalau sedang ambil makanan itu saldo kita bisa sampai minus kalau makanannya lebih mahal dari saldo. Nah itu masih bisa dipakai bayar parkir atau tidak? Kalau tidak, kan sulit jadinya. Kalau jadi (diterapkan), diatur lah bagaimana kita bisa bayar parkir walau saldo minus,” jelas Pradhana.(art/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?