Kabupaten Malang, blok-a.com – Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan menggelar doa bersama pada Sabtu (27/7/2024). Usai acara tersebut, dilanjutkan dengan permintaan maaf dari Waskita Karya selaku penggarap proyek Renovasi Stadion Kanjuruhan kepada keluarga korban.
Sebelumnya, renovasi pembangunan Stadion Kanjuruhan yang menyentuh pintu 13 dikecam oleh berbagai pihak, utamanya keluarga korban.
Mereka menilai, pembongkaran pintu yang menjadi saksi bisu tragedi 1 Oktober ini tidak sesuai kesepakatan bersama.
Menanggapi hal tersebut, Project Manager renovasi Stadion Kanjuruhan dari PT Waskita Karya (Persero), Vino Pramudia menerangkan, bahwasanya pengerjaan gate 13 sebelumnya telah disampaikan oleh keluarga korban dalam forum yang dilaksanakan pada 28 Mei 2024 lalu.
“Namun saat itu mungkin komunikasi kita kurang intens. Namun kedepannya kami harap komunikasi kembali terjalin terajut sehingga kami Waskita dapat bersinergi dengan perwakilan keluarga korban dan YKTK,” ujar Vino saat ditemui di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (27/7/2024).
Lebih lanjut, ia berupaya akan mengembalikan bangunan gate 13 Stadion Kanjuruhan ke bentuk semula.
Upaya tersebut dengan menghadirkan kembali instrumen-instrumen sebagai sarana pengingat dan sarana memorabilia, sehingga diharapkan kesakralan yang diharapkan tetap ada.
“Maka puing-puing yang kami relokasi kami pasang bersamaan dengan pasangan baru. Sehingga harapan kami kesakralan itu tetep ada walaupun memang dinding yang sebelumnya sudah direlokasi,” terangnya.
Pantauan di lapangan, terlihat pintu Gate 13 yang sebelumnya dibongkar telah kembali terpasang. Beberapa bangunan tembok juga mulai terbangun, serta terdapat penguatan tiang pancang telah dilakukan.
“Bisa dilihat ini ada beberapa campuran, karena memang kalau kita kembalikan 100 persen gak mungkin. Tapi ini kita pasang dinding, sesuai komitmen kami dengan keluarga korban YKTK,” jelasnya.
Disinggung terkait pembangunan monumen memorabilia, Vino mengatakan tetap pada rencana awal yang telah disepakati oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.
“Sesuai dengan rencana awal, bahwa nanti ini (gate 13) akan dikelola menjadi tata ruang fungsi dari museum 13. Untuk posisi akses, diluruskan di sebelah sana rencana dari letak monumen,” pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut, salah satu keluarga korban tragedi kanjuruhan, Devi Athok mengatakan bahwa dirinya akan terus mengawal pembangunan renovasi Stadion Kanjuruhan.
“Harapannya, puing-puing bisa dikembalikanakan tidak dikurangi dan tidak melebihi seperti semula. Menduduki dan mengawasi secara langsung pembangunan pintu 13 karena ini kan tempat yang sangat memorial,” harap Devi Athok. (ptu/lio)