Kurangi Tumpukan Sampah Plastik, Pemkab Malang Mulai Jalankan Tahap Pertama Program Bersih Indonesia

TPA Paras, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang yang akan dibangunkan fasilitas pengolahan sampah plastik (Blok-a.com/ Putu Ayu Pratama S)
TPA Paras, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang yang akan dibangunkan fasilitas pengolahan sampah plastik (Blok-a.com/ Putu Ayu Pratama S)

 

Kabupaten Malang, blok-a.com – Tahap pertama program Bersih Indonesia mulai dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang yang berkerja sama dengan Alliance to End Plastic Waste, pada Kamis (11/1/2024).

Dalam program tersebut, nantinya akan membangun fasilitas pengolahan sampah yang bakal ditempatkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Paras, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.

Perlu diketahui, Kabupaten Malang menjadi pilot project alias daerah percontohan bagi daerah-daerah lain yang akan menjalankan program Bersih Indonesia.

Di tahap pertama program Bersih Indonesia, nantinya akan di bangun dua material recovery facilities (MRF) atau Fasilitas Pemulihan Material serta dua stasiun transfer. MRF pertama, akan mulai dibangun pada kuartal (tiga bulan) ke dua 2024, dan ditargetkan rampung pada kuartal ke empat 2024.

Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto mengatakan, pihaknya tentunya menyabut baik program Fasilitas Pemulihan Material yang dijalankan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Malang.

“Ini merupakan program pemilahan antara sampah plastik dengan sampah non plastik. Maka karena itu, tentu pemerintah daerah menyambut dengan luar biasa, secara keseluruhan,” ujar Didik saat ditemui di Pendopo Agung, pada Kamis (11/1/2024).

Tahap pertama, kata Didik, Pemkab Malang telah menyiapkan infrastruktur yang akan dipusatkan di TPA Paras dengan luas lahan sekitar 5 hektare.

Selanjutnya, pihaknya juga akan melakukan edukasi terhadap masyarakat guna mendukung adanya program tersebut. Sebab, untuk mensukseskan program tersebut, perlu adanya campur tangan masyarakat dalam kesadaran pengolahan sampah rumah tangganya.

“Melalui edukasi, jadi bagaimana sampah sampah plastik yang hari ini sudah terpisah dari rumah, kemudian nanti di bawa ke Paras. Kalau itu bisa kita lakukan, nanti ke depan insyaallah bisa mengurangi jumlah sampah plastik yang luar biasa itu,” ujarnya.

Terpisah, Wakil Presiden bisang Proyek, Allianfe to End Plastic Waste, Nicholas Kolesch mengatakan, dipilihnya Kabupaten Malang menjadi pilot project yakni karena Kabupaten Malang sendiri dapat berkomitmen untuk mengurangi dampak sampah plastik yang ada di lingkungan masyarakat.

“Kami punya keyakinan DLH di sini sangat berkomitmen dalam program ini. Pak Tito dan Pak Renung sangat bersemangat membuat perubahan sistem manajemen sampah,” ujar Nicholas saat ditemui di TPA Paras, Kamis (11/1/2024).

Dikatakan Nicholas, fasilitas pengolahan sampah tersebut nantinya digadang-gadang akan dapat mengolah sampah sebanyak 120 ton sampah plastik perharinya.

“Kita berharapnya di angka 120 ton per hari. Nanti mungkin bisa ditingkatkan sampai 150 ton tergantung shift-nya seperti apa. Di permulaan kita mulai di angka 120, nanti naik ke angka 150 ton per hari,” harapnya.

Tak hanya mengurangi populasi sampah plastik, dengan program tersebut nantinya juga diharapkan dapat menyerap tenaga kerja yang cukup banyak dalam proses pengelolahannyq, tentunya tenaga kerjanya akan diambil di wilayah TPA Paras, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.

“Kita kerjanya dengan kontraktor lokal, malang indonesia, jadi kita pastinya menggunakan tenaga sumber daya lokal dan tahap pertama program ini ditargetkan dapat menyerap 1400 tenaga kerja lokal,” pungkasnya. (ptu/bob)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?